Sabtu 07 Aug 2021 03:53 WIB

Vaksinasi Covid-19 di Surabaya Sasar ODGJ

Vaksin yang diberikan untuk ODGJ adalah Sinovac dosis pertama.

Seorang prajurit TNI AD berjaga di pintu ketika warga mengantre untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 dosis ke-2 di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/8/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Timur memprediksi dapat mencapai target pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) sebesar 70 persen masyarakat Jatim tervaksinasi pada 10 Agustus 2021 dengan estimasi dalam sehari memvaksin sebanyak 315.000 orang.
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Seorang prajurit TNI AD berjaga di pintu ketika warga mengantre untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 dosis ke-2 di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/8/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Timur memprediksi dapat mencapai target pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) sebesar 70 persen masyarakat Jatim tervaksinasi pada 10 Agustus 2021 dengan estimasi dalam sehari memvaksin sebanyak 315.000 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Vaksinasi COVID-10 yang digelar Pemkot Surabaya di Lingkungan Pondok Sosial Keputih, Kota Surabaya, Jatim, Jumat, menyasar kelompok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), disabilitas dan anak difabel."Hari ini vaksinasi untuk ODGJ, penyandang disabilitas dan anak difabel. Untuk disabilitas sudah kami berikan vaksin Sinopharm. Tadi ada sekitar 10 orang penyandang disabilitas yang sudah divaksin di sini," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau vaksinasi di Liponsos.

Vaksin yang diberikan untuk ODGJ adalah Sinovac dosis pertama, sedangkan bagi disabilitas dan anak difabel, menerima vaksin Sinopharm dosis pertama. Ia memastikan vaksinasi untuk ODGJ masih akan terus dilakukan sebab belum semua ODGJ menerima vaksin dosis pertama maupun dosis kedua. Namun, pelaksanaan vaksinasi dosis kedua untuk ODGJmasih harus menunggu ketersediaan vaksin."Belum semua tervaksin. Sambil menunggu vaksin, Sinovac dosis kedua sudah habis. Insyaallah kalau sudah ada kami akan lakukan vaksinasi dosis kedua untuk ODGJ," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri menyempatkan diri untuk menyapa dan memberi semangat kepada salah satu anak difabel yang sudah selesai divaksin. Anak usia sekitar 15 tahun inipun menjawab dengan antusias pertanyaan yang diajukan Eri."Sudah divaksin apa belum, berani tidak, sakit gak tadi saat disuntik," kata Eri.

Wali Kota Eri menyatakan Pemkot Surabaya berencana melaksanakan vaksinasi untuk anak difabel dengan cara "jemput bola", yakni petugas mendatangi setiap Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) untuk memberikan vaksin kepada mereka agar merasa lebih nyaman.

Berdasarkan data Pemkot Surabaya, ada sekitar 700 anak difabel yang belum tervaksin, sedangkan berdasarkan data YPAC, terdapat empat ribu anak yang belum tervaksin. Oleh karena itu, Wali Kota Eri mengaku, akan berkoordinasi dengan pengurus YPAC untuk mengetahui berapa jumlah sebenarnya yang belum menerima vaksin."Jadi, kami minta data ke masing-masing YPAC untuk mendata berapa banyak anak difabel yang belum divaksin," katanya.

Herlina, pendamping ODGJ di Liponsos Keputih Surabaya, mengaku tidak pernah mengalami kesulitan selama mendampingi ODGJ. Dia mengakui diperlukan cara-cara tertentu untuk membujuk mereka agar mau divaksin."Kami memang harus sabar dan telaten saat memandikan, memakaikan baju dan parfum. Kami juga ajak ngobrol mereka biar mereka merasa nyaman," kata dia.

 

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement