Semangat Perubahan di Tahun Baru
Red: Fernan Rahadi
Belajar daring (ilustrasi) | Foto: Pixabay
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Erik Hadi Saputra (Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan dan Urusan Internasional Universitas Amikom Yogyakarta)
Pembaca yang kreatif, PPKM boleh darurat (level 4) namun cinta dan semangat tidak boleh darurat he he. Saya ditanya oleh host Bincang Khusus AdiTV, Mbak Indah, tentang apa yang harus kita jaga agar pendidikan tidak hanya sekedar berjalan, namun terus berkualitas di masa Covid-19.
Kita mengetahui, yang menonton video pembelajaran tidak sebanyak yang menonton konten hiburan. Update materi di IG dan TikTok melampaui materi pembelajaran yang ditayangkan di channel Youtube. Saya pernah memberikan video materi pembelajaran untuk ditonton mahasiswa. Meminta mereka memberikan ulasan pada Google Form yang saya siapkan.
Kurang dari lima menit link video itu saya bagikan, saya terkaget dikarenakan sudah ada mahasis wa yang mengirimkan jawaban. Akhirnya saya memahami bahwa video itu tidak ditonton.
Pembaca yang kreatif, pertanyaan saya bagi Anda yang berprofesi sebagai pengajar. Pelajar tidak mengaktifkan video dan audionya ketika Anda sedang mengajar. Mereka beralasan tidak memiliki kuota.
Apakah mereka akan berhenti membuka medsos? Tidak menonton video dan bermain game? Akankah mereka berusaha untuk mengisi kembali paket kuota yang habis itu disebabkan mereka harus tetap terkoneksi?
Kenyataannya banyak yang melakukan demikian. Kuota habis, pasti akan segera diisi kembali. Gen Z adalah generasi yang sudah masuk dalam kategori addicted user. Lalu mengapa Anda tidak didengarkan? Mengapa mereka rebahan bahkan sampai tertidur?
Saya cenderung menyikapinya lebih ke semangat optimisme. Sepertinya "saya ini memang kurang menarik." Konten IG, TikTok, dan Youtube lebih menarik daripada cara mengajar dan pembawaan saya di kelas daring. Berarti saya harus lebih baik.
Semangat perubahan saya adalah harus lebih senang, rileks, dan bersemangat ketika bertemu mereka dalam kelas. Saya harus tetap menggunakan paradigma positif, bahwa orang akan berubah pada saatnya. Sahabat saya Bu Retno Sumirat, Guru SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, mengatakan tetaplah istiqomah mengajak dan mengingatkan pada perubahan.
Pembaca yang kreatif, tahun Hijriyah sebentar lagi akan berganti. Apakah Anda akan memasukinya dengan cara-cara yang sama saja? Anda pasti tahu, banyak yang akan berubah.
Metode pembelajaran menyesuaikan dengan cara pembelajaran jarak jauh. Laporan kerja Anda membutuhkan rekap dalam bentuk bukti digital. Kehadiran dan evaluasi kinerja andapun berubah dengan memanfaatkan teknologi informasi. Instansi anda menyesuaikan dan mengikuti perubahan itu. Apakah anda juga mengikutinya? Atau anda sudah terlanjur mencintai pola lama?
Tentu saja perubahan membuat tidak nyaman. Anda mungkin akan repot. Ini tidak sesuai dengan pola anda, bahkan (mohon maaf) anda tidak level dengan cara beginian. Namun Anda harus mengerti, orang yang terus mengasah potensi dirinya, mengikuti perubahan lebih baik akan semakin tajam pada akhirnya.
Saya sama sekali tidak mengerti bagaimana meng gunakan software editing video. Teman saya Pak Budi Purnomo, Guru SMP Islam Al Azhar menduga saya memiliki tim untuk pengembangan chan nel Youtube. Dugaan itu dikarenakan saya sering mengirimkan video terbaru kepadanya.
Beliau kaget ketika mengetahui, kalau setahun terakhir saya melakukan proses editing itu sendirian.
Saya belajar sangat otodidak. Saya berdamai dengan perubahan itu sebab inilah masanya. Siaplah berubah dan dukunglah instansi anda dalam melakukan perubahan itu. Yakinlah semua itu untuk semangat lebih baik. Selamat Tahun Baru 1443 Hijriyah. Sehat dan sukses selalu.