REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi Liga Jepang alias J League mempunyai aturan yang bisa menguntungkan para pemain asal Indonesia. Dulu, J League hanya memperbolehkan setiap tim diperkuat hanya oleh lima orang pemain asing, dengan pembagian kuota untuk pemain Asia dan pemain asing lainnya. Namun, mulai musim 2019, J League mulai mencoba untuk membebaskan jumlah pemain asing tiap klub, dengan catatan hanya lima yang bisa dimasukkan ke dalam skuad yang berlaga.
J League juga masih memberlakukan aturan khusus untuk J League Partner Nations (JPN). JPN merupakan negara-negara yang sudah menjalin kerja sama dengan Liga Jepang di bidang sepak bola.
Pada musim 2021, ada delapan negara yang masuk ke dalam JPN, termasuk Indonesia. Tujuh negara lainnya adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Kamboja, Singapura, dan Qatar. Iran juga sempat masuk ke dalam anggota JPN, tetapi kini sudah tak lagi menjalin kerja sama.
Keuntungan jadi anggota JPN adalah para pesepak bola dari negara tersebut punya kebebasan untuk berkarier di J League. Jika mereka bergabung dengan klub J League, status mereka bukanlah pemain asing, tetapi pemain lokal.
Jadi, pemain dari negara-negara tersebut tak masuk dalam batas lima pemain asing yang diturunkan klub pada laga J League. Hal tersebut tentu sangat menguntungkan para pemain anggota JPN termasuk Indonesia.
Pada musim 2021, setidaknya ada lima pemain ASEAN yang memperkuat tim-tim J League dan memanfaatkan aturan ini. Sayangnya, belum ada yang dari Indonesia.
Tiga pemain di antaranya berada di kompetisi kasta teratas alias Meiji Yasuda J1 League. Tiga pemain tersebut adalah dua pemain Thailand, Chanathip Songkrasin (Hokkaido Consadole Sapporo) dan Theeraton Bunmathan (Yokohama F. Marinos), serta kiper Vietnam, Dang Van Lam (Cerezo Osaka).
Di kompetisi J2 League ada pemain asal Thailand, Sittichok Paso, yang akan memperkuat Ryukyu FC dengan menjalani peminjaman dari Chonburi FC. Sedangkan di J3 League, striker timnas Malaysia, Hadi Fayyadh, memperkuat Azul Claro Numazu, sebagai pinjaman dari tim J2 League, Fagiano Okayama.
Salah satu tujuan aturan ini adalah memberikan kesempatan bagi pesepak bola dari negara sepak bola berkembang untuk merasakan kompetisi level tertinggi di Asia. Hal ini akan membuat level sepak bola Asia meningkat, sebuah hal yang juga akan menguntungkan sepak bola Jepang.