REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Produksi sampah di Kota Sukabumi mengalami peningkatan selama masa pandemi dan PPKM Level 4. Di mana saat ini terjadi peningkatan 1,4 ton per hari dibandingkan sebelumnya.
"Produksi sampah sekarang sebanyak 180,4 ton per hari, ada kenaikan kalau kemarin 179 ton per hari," ujar Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peran Serta Masyarakat, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi Herman Permana kepada Republika.co.id, Jumat (6/8). Sehingga ada kenaikan sekitar 1,4 ton per hari sejak pandemi Covid-19.
Herman mengatakan, jenis sampah yang paling banyak tetap sampah organik. Oleh karena itu sebenarnya kalau sampah organik ditangani dengan baik, maka bisa ditangani secara keseluruhan.
Namun lanjut Herman, kini ada peningkatan sampah masker baik kain dan medis. Untuk penanganan sampah masker tersebut sudah dilakukan sosialisasi. Di mana sampah masker yang ada di masyarakat bisa jadi limbah domestik dengan cara limbah tersebut khususnya masker setelah digunakan masyarakat bisa dinetralisasi. Caranya dengan dicelupkan disinfektan dan dirobek atau disobek sehingga tidak dipakai orang lain.
Selain itu ungkap Hermanz DLH bekerjasama dengan dinas kesehatan dalam menangani sampah medis. Petugas kebersihan di antaranya bertugas sebagai pengambil atau pembawa sampah dari tempat isoman ke depo yang ditentukan puskesmas dan rumah sakit.
Saat ini lanjut Herman, baru dua lokasi yakni Puskesmas Selabatu dan Baros yang sudah punya izin dan sarana. Hal tersebut untuk mempermudah penanganan sampah medis.
Kasi Limbah B3 DLH Kota Sukabumi Jerry Nugraha menambahkan, petugas mendorong warga untuk menangani limbah masker dengan baik. Urutannya yakni mengumpulkan masker bekas, lakukan desinfeksi, gunting dan ubah bentuk masker, bungkus dengan plastik, buang ke tempat sampah domestik, dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.