REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG –Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang mencatat, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) pasien Covid-19 di rumah sakit se-Kabupaten Tangerang mengalami penurunan. Hal itu terjadi seiring dengan diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat sejak 3 Juli 2021 hingga PPKM level 4 yang saat ini masih diberlakukan.
“Selama PPKM darurat hingga PPKM level 4 ini, Kabupaten Tangerang telah mengalami penurunan BOR, baik di ICU dan ruang isolasi rumah sakit,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi dalam keterangannya, Jumat (6/8).
Berdasarkan catatannya, BOR ICU pasien Covid-19 di rumah sakit di Kabupaten Tangerang saat ini mencapai 89 persen. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan dibandingkan sebelum atau di awal PPKM berjalan, yakni 98 persen. Adapun BOR tempat tidur ruang ICU saat ini berada di angka 65 persen, turun dari lebih dari 90 persen.
Selain itu, BOR di Hotel Yasmin yang merupakan tempat isolasi terpusat pasien Covid-19 juga telah berkurang, dibandingkan dengan sebelum PPKM darurat yang tercatat bahkan kelebihan kapasitas dan waiting list. “Hotel Yasmin sendiri juga sudah menurun menjadi 40 persen ketersediaan kapasitasnya dari sebelumnya lebih dari 100 persen,” katanya.
Hendra meminta masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah dapat memanfaatkan fasilitas isolasi yang tersedia. Hal itu sebagai upaya untuk meminimalisasi adanya kondisi pemburukan yang tak tertangani medis, sekaligus mencegah penyebaran Covid-19 kepada keluarga dan lingkungan sekitar.
“Bagi masyarakat Kabupaten Tangerang, jika memerlukan perawatan untuk isolasi dapat rujuk ke rumah sakit yang ada di Kabupaten Tangerang, baik itu rumah sakit swasta maupun rumah sakit umum milik pemerintah,” jelasnya.
Hendra menambahkan, seiring dengan menurunnya tingkat BOR, angka kematian pun bergerak turun. Namun, dia mengatakan perlunya mewanti-wanti jika sewaktu-waktu ada kenaikan, mengingat masih ada masyarakat yang enggan untuk divaksinasi Covid-19. Sebab, dari hasil penelitian yang ditelaahnya, kurang lebih ada 95 persen orang yang meninggal karena belum divaksin.