Sabtu 07 Aug 2021 01:59 WIB

Australia Tolak Usulan China untuk Dialog Bersyarat

Hubungan Australia dan China sudah goyah sejak 2018 lalu.

Marrise Payne.
Foto: AP
Marrise Payne.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia tidak akan menerima tuntutan China untuk mengubah kebijakan guna memulai kembali pembicaraan bilateral. Demikian ditegaskan Menteri Luar Negeri Marise Payne."Kami telah diberitahu oleh China bahwa mereka hanya akan terlibat dalam dialog tingkat tinggi jika kami memenuhi persyaratan tertentu. Australia tidak memberikan persyaratan pada dialog. Kami tidak dapat memenuhi persyaratan (mereka) sekarang," kata Payne dalam pidatonya pada Kamis malam (5/8) di Canberra.

Hubungan Australia dengan China sudah goyah setelah negeri Kanguru itu melarang penggunaan Huawei dari jaringan pita lebar 5G yang baru lahir pada 2018. Situasi semakin memanas setelah Canberra tahun lalu menyerukan penyelidikan independen tentang asal usul pandemi virus corona, yang pertama kali dilaporkan di China tengah tahun lalu.

Baca Juga

China merespons dengan mengenakan tarif pada komoditas Australia, termasuk anggur dan jelai, dan membatasi impor daging sapi, batu bara, dan anggur Australia.

Kedutaan China di Canberra tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pidato Payne.Terlepas dari ketegangan bilateral, China tetap menjadi mitra dagang terbesar Australia.Dalam 12 bulan hingga Maret, Australia mengekspor barang senilai 149 miliar dolar Australia (sekitar Rp1.581 triliun) ke China atau turun 0,6 persen dari tahun sebelumnya. Namun, ekspor telah didukung oleh harga yang kuat untuk bijih besi, komoditas tunggal terbesar dalam perdagangan dengan China.

sumber : Reuters/antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement