REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tumbuh melesat sebesar 10,91 persen secara year on year (YoY) pada kuartal kedua tahun 2021. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak pun mengapresiasi capaian tersebut.
"Kami menyambut baik strategi yang diterapkan pusat, sehingga ekonomi dan penanganan pandemi bisa berjalan baik. Ini prestasi yang sangat baik dan dinikmati semua masyarakat," kata Gilbert saat dihubungi, Jumat (6/8).
Kendati demikian, menurut Gilbert, untuk mempertahankan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi seperti saat ini, Pemprov DKI masih memiliki pekerjaan rumah, yakni mempercepat pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 bagi seluruh masyarakat. Ia menilai, perekonomian akan tumbuh dengan baik bila semua warga sudah divaksinasi.
"Ini dilakukan di negara yang warganya sudah divaksin, seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Brasil. Karena itu vaksinasi harus dipercepat, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera," jelas dia.
Selain itu, sambung dia, tugas lainnya yang juga harus dilakukan pemerintah adalah mengedukasi masyarakat dalam kepatuhan protokol kesehatan. Politikus PDIP inicmenyebut, berdasarkan pengalaman tahun lalu, Jakarta mengalami lonjakan kasus Covid-19 setelah terjadi libur panjang. Hal serupa pun kembali terjadi pada tahun 2021.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tumbuh melesat sebesar 10,91 persen secara year on year (YoY) pada kuartal kedua tahun 2021. Hal ini membuat kota yang dipimpin oleh Gubernur Anies Rasyid Baswedan melebihi rata-rata nasional.
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kerja keras berbagai pihak yang telah membantu Pemprov DKI Jakarta menyelamatkan ekonomi dari jurang resesi. Sri mengungkapkan, selama empat kuartal ke belakang, pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota nilainya minus.
"Alhamdulillah, atas kerja keras kita bersama, pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada Q2-2021 nilainya positif dan tumbuh double digit secara YoY, yakni 10,91 persen,” kata Sri dalam keterangan tertulis resminya, Kamis (5/8).
Sri menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini didorong oleh beberapa faktor. Di antaranya, yakni momentum Idul Fitri 1442 H, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13, serta relaksasi perpajakan kendaraan bermotor (PPnBM) yang dilakukan sejak Maret 2021.
Sementara itu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Harga Berlaku DKI Jakarta pada kuartal kedua 2021 sebesar Rp 721,5 triliun. Pada PDRB menurut lapangan usaha, industri pengolahan penyumbang sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,54 persen.
Kemudian, bidang perdagangan sebesar 2,01 persen, industri penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 1,59 persen. Lalu, industri transportasi dan pergudangan sebesar 1,25 persen dan lain-lain sebesar 3,51 persen.