REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan Israel menembak dan membunuh warga Palestina dalam bentrokan yang pecah di pemukiman Israel di Tepi Barat. Kementerian Kesehatan Palestina dan medis mengatakan sejumlah warga Palestina juga terluka dalam peristiwa ini.
Militer Israel mengatakan sekitar 700 warga Palestina berkumpul di selatan Kota Nablus, Palestina pada Jumat. Mereka mengatakan pengunjuk rasa membakar ban, melempar batu dan bom molotov ke arah tentara dan polisi perbatasan.
Dalam pernyataannya militer Israel mengatakan respons pasukan mereka 'bermaksud membubarkan kerusuhan'. "Kami mengetahui laporan seorang warga Palestina terbunuh dan sejumlah warga Palestina terluka," kata militer Israel, Jumat (6/8).
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan seorang pria yang terbunuh sempat dilarikan ke rumah sakit Nablus tapi tidak tertolong. Mereka mengatakan korban berusia 38 tahun.
Dalam pernyataannya layanan ambulan Bulan Sabit Palestina mengatakan 21 warga Palestina terluka oleh tembakan tentara Israel. Sebagian besar dari mereka ditembak dengan peluru karena. Beberapa dirawat karena menghirup gas air mata.
Tepi Barat salah satu wilayah yang ingin Palestina jadikan bagian dari negara mereka di masa depan. Kekerasan melonjak sejak perundingan antara Palestina dan Israel yang disponsori Amerika Serikat (AS) tahun 2014 gagal.
Hampir setiap hari warga Palestina menggelar unjuk rasa di Beita, selatan Kota Nablus. Mereka menyuarakan kemarahan atas pemukiman Israel. Demonstrasi kerap berakhir dengan bentrokan dengan petugas keamanan Israel.
Pemukim Israel setuju untuk meninggalkan pemukiman itu pada bulan Juli sesuai dengan kesepakatan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Setelah warga Palestina menyalakan api dalam unjuk rasa mereka sehingga memenuhi pemukiman Israel dengan asap selama beberapa pekan.
Namun sejumlah bangunan warga Israel tetap berdiri, terkunci dan dijaga militer. Palestina yang mengklaim tanah tersebut berjanji melanjutkan unjuk rasa.