Sabtu 07 Aug 2021 20:05 WIB

Dinilai Gagal Atasi Covid, PM Thailand Dituntut Mundur

Para demonstran yang menuntut PM Thailand mundur bentrok dengan aparat kemanan.

 Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha memegang sampel vaksin Sinovac dalam upacara untuk menandai kedatangan 200.000 dosis pengiriman vaksin Sinovac di bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand, Rabu, 24 Februari 2021.
Foto: AP/Sakchai Lalit
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha memegang sampel vaksin Sinovac dalam upacara untuk menandai kedatangan 200.000 dosis pengiriman vaksin Sinovac di bandara Suvarnabhumi di Bangkok, Thailand, Rabu, 24 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Lebih dari seribu pengunjuk rasa di Thailand bentrok dengan polisi pada Sabtu (7/8). Para pengunjuk rasa memprotes pemerintah yang dianggap gagal menangani pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap ekonomi.

Mereka bergerak dalam barisan menuju Wisma Pemerintah, gedung kantor Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha. Demonstran menuntut sang perdana menteri mundur.

Baca Juga

Polisi lalu menutup jalan dekat Monumen Kemenangan di ibu kota Bangkok dengan menggunakan kontainer serta menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk memukul mundur para demonstran.

"Kami menahan garis ini," teriak polisi lewat pengeras suara.

Sekitar seratus petugas kepolisian terlihat memakai perlengkapan anti huru-hara dan membawa tameng beberapa meter dari tempat berkumpul pengunjuk rasa. Aksi-aksi turun ke jalan yang menentang pemerintah telah dilakukan dalam beberapa pekan terakhir oleh sejumlah kelompok, termasuk mantan sekutu politik Prayuth, di tengah kekecewaan yang meningkat terhadap penanganan wabah dan memburuknya.

Pada Sabtu Thailand mencatat penambahan 22 ribu kasus Covid-19 dalam sehari dan 22 kematian.Total kasus sudah mencapai 736.526 dengan 6.066 kematian.Sumber: Reuters

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement