REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia sebagai negara tropis memiliki kekayaan florikultura yang luar biasa. Ada lebih dari 5.000 spesies tanaman anggrek, 4.000 spesies tanaman paku-pakuan, hingga 400 spesies tanaman palem. Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman mengungkapkan dari sekian banyak kekayaan florikultura di Indonesia, ada 350 jenis yang menjadi binaan Direktorat Jenderal Hortikultura berdasarkan Kepmentan 104 Tahun 2020.
Liferdi menambahkan, pertumbuhan florikultura dalam 2 (dua) dekade terakhir mencapai 12 persen, lebih tinggi dari komoditas tanaman obat, sayuran, dan buah-buahan. Melihat pertumbuhan ini, volume ekspor florikultura pada paruh kedua 2021 diharapkan dapat mencapai 197.770 kg. Salah satu cara yang dilakukan Direktorat Jenderal Hortikultura untuk memenuhi volume ekspor tersebut adalah melalui program Kampung Florikultura.
“Selama pandemi, permintaan tanaman hias meningkat cukup tinggi, terutama tanaman hias daun. Kampung florikultura ini yang menjadi upaya kami untuk memenuhi permintaan ekspor,” ujar Liferdi pada bimbingan teknis (bimtek) Prospek Tanaman Hias Tropis Indonesia untuk Pasar Florikultura Dunia secara daring, Kamis lalu. Bimtek ini berhasil menjaring 3.000 peserta di Zoom dan YouTube Live.
Kampung Florikultura merupakan bagian dari program prioritas Kampung Hortikultura yang dicanangkan Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto untuk menjadi legacy, sebagaimana diinstruksikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Beberapa kampung yang sedang dikembangan adalah Kampung Mawar di Buleleng, Kampung Anggrek di Batu, dan Kampung Dracaena di Sukabumi.“Kampung Florikultura menjadi strategi untuk meningkatkan produktivitas. Saat ini, ada 20 Kampung Florikultura yang sedang dan akan dikembangkan,” ujar Prihasto.
Pemuliaan Tanaman Hasilkan Varietas Lebih Baik
Selain Indonesia, Brazil juga turut dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman florikultura. Namun, menurut Pemulia Tanaman Hias Aglaonema, Gregori Hambali, keanekaragaman florikultura Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan Brazil. Wilayah Indonesia dipisahkan oleh laut, sehingga florikulturanya lebih beragam.
Pemuliaan florikultura diperlukan untuk menciptakan varietas tanaman hias yang lebih baik dan beragam. Greg mengungkapkan, sebelum melakukan pemuliaan, harus mengenali jenis tumbuhan penyusun flora Nusantara untuk pemuliaan terlebih dulu.
Beberapa contoh tanaman hias yang menjadi tumbuhan penyusun flora Nusantara untuk pemuliaan adalah Aglaonema rotundum dan Dracaena jiewhoei. Aglaonema rotundum merupakan tumbuhan penyusun yang sangat penting digunakan untuk pemuliaan aglaonema di daerah manapun di dunia karena berperan dalam menghadirkan warna merah pada varietas aglaonema baru. Aglaonema rotundum ini endemik di Sumatera. Sementara itu, Dracaena jiewhoei yang juga endemik di Sumatera, merupakan tumbuhan penyusun yang menghasilkan bintik-bintik putih menyebar pada generasi kedua Dracaena. “Aglaonema rotundum ini sangat penting untuk pemuliaan aglaonema di manapun di dunia karena dia lah yang memberikan warna merah pada aglaonema-aglaonema saat ini,” jelas Greg.
Greg menambahkan bahwa tanaman-tanaman hias ini perlu untuk disilangkan. Melalui program persilangan, dapat dihasilkan tanaman-tanaman baru yang mengejutkan. Program persilangan juga tidak boleh berhenti di persilangan pertama. Persilangan harus selalu diusahakan untuk menghasilkan generasi kedua, karena biasanya seluruh kemungkinan hasil persilangan akan muncul pada generasi kedua.
“Hasil program persilangan pertama ini biasanya memberikan hasil yang mengejutkan. Namun, jangan berhenti di persilangan pertama. Selalu usahakan untuk menghasilkan generasi kedua,” jelasnya.
Edukasi dan Inovasi Tingkatkan Nilai Tambah Florikultura
Salah satu pelaku usaha tanaman hias, Debora Herlina mengungkapkan, peluang bisnis florikultura bukanlah menjualbelikan tanaman hutan yang punya potensi pasar, melainkan ada pada tanaman hias hasil penangkaran, tanaman introduksi, dan tanaman dengan varietas hasil persilangan atau rekayasa lainnya.
Debora melanjutkan, saat ini pasar tanaman hias dalam dan luar negeri mengalami peningkatan. Dengan memanfaatkan jaringan internet, peluang bisnis semakin terbuka dan pemasaran dapat dilakukan secara daring melalui media sosial dan marketplace.
Dalam melakukan pemasaran, Debora menyarankan untuk tidak hanya mempublikasikan foto produk saja, tetapi juga mempublikasikan edukasi untuk konsumen, seperti pengenalan jenis tanaman dan pengetahuan budidaya. Strategi ini menurutnya cukup berhasil meningkatkan kepercayaan konsumen.
“Kita juga perlu melakukan edukasi kepada konsumen. Pengenalan jenis-jenis tanaman, pengetahuan budidaya, supaya perlakuan yang diberikan kepada tanaman menjadi tepat. Ini penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen kepada kita,” ungkap Debora.
Hal lain yang tidak boleh dilewatkan dalam menjalankan usaha tanaman hias adalah inovasi, salah satunya dengan menghasilkan varietas atau produk baru, baik melalui persilangan, mutasi, maupun penyinaran. Inovasi ini dilakukan untuk memberikan nilai tambah pada tanaman dan meningkatkan daya saingnya di pasaran.