REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Akibat hujan lebat dan arus deras yang terjadi mengakibatkan jebolnya turap Kali Cipinang di RT 04 RW 22 Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos, Kota Depok. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok langsung menerjunkan petugas Satgas Banjir untuk memperbaiki turap yang jebol agar materialnya tidak menghambat aliran air.
"Longsor turap menyebabkan aliran air tersumbat dan air mengalir ke permukiman di sekitar. Saat ini kami lakukan penanganan sementara dengan pengangkatan material longsor," ujar Kepala Dinas PUPR Kota Depok, Dadan Rustandi, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (7/8).
Lanjut Dadan, setelah material diangkat, pihaknya langsung membangun secara permanen turap dengan biaya pengerjaan menggunakan anggaran pemeliharaan. Perbaikan dilakukan selama empat hari dan saat ini sudah selesai pengerjaannya.
"Kami menggunakan batu kali sekitar empat meter kubik, pasir tiga meter kubik, dan semen lima sak. Turap yang diperbaiki memiliki panjang tujuh meter dan tinggi satu meter," terangnya.
Menurut Dadan, turap yang diperbaiki dipastikan berdiri kokoh. Dengan begitu, diharapkan dapat mencegah terjadinya longsor susulan ketika hujan.
"Hujan mungkin masih terjadi beberapa hari ke depan dan kami berharap turap tidak jebol lagi. Kami minta warga sekitar juga tetap waspada terhadap potensi longsor dan banjir," tuturnya.
Selain itu, Dinas PUPR Kota Depok juga memperbaiki jebolnya tembok pembatas antara rumah warga dan saluran inlet Situ UI yang terjadi di RT 03 RW 03 Kelurahan Beji Timur, Kecamatan Beji, Kota Depok.
"Sebagai langkah awal, penanganan difokuskan pada pengangkatan material longsor. Penyebab banjir tersebut yaitu runtuhnya material tembok pembatas rumah warga ke saluran inlet Situ UI. Akibatnya air meluap ke permukiman warga," jelasnya.
Ia menambahkan, tembok runtuh disebabkan hujan deras yang terjadi siang hingga sore hari. Tembok pembatas tidak mampu menahan arus air yang cukup deras, sehingga roboh.
"Kami menerjunkan lima Satgas Dinas PUPR untuk mengangkat material tembok dan mencegah air masuk ke pemukiman warga. Belum bisa memastikan jumlah kepala keluarga yang terdampak. Untuk penanganan permanen akan dikoordinasikan kembali. Sekarang baru penanganan sementara. Mudah-mudahan tidak ada tembok roboh susulan lagi," ujar Dadan.