REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memobilisasi militer untuk melakukan pekerjaan bantuan di daerah-daerah yang baru-baru ini dilanda hujan lebat. Pergerakan itu untuk menahan kekhawatiran atas krisis ekonomi dan kekurangan pangan yang sudah memburuk.
Musim muson awal tiba di semenanjung Korea bulan lalu. Hujan lebat juga menimbulkan kerusakan di beberapa wilayah selatan. TV pemerintah Korea Utara merilis rekaman pekan ini yang menunjukkan rumah-rumah yang terendam dan menghancurkan jembatan serta rel kereta api di Hamgyong. Sekitar 1.170 rumah hancur dan 5.000 orang dievakuasi.
Kim tidak menghadiri pertemuan itu tetapi pejabat partai menyampaikan pesannya bahwa militer harus memulai kampanye bantuan dan menyediakan pasokan yang diperlukan di wilayah tersebut. "Juga ditekankan bahwa dia menyerukan kebangkitan dan membangkitkan pejabat (partai) ... untuk melancarkan kampanye pemulihan dengan terampil dan pantang menyerah," demikia laporan KCNA.
Komisi militer mengeksplorasi langkah-langkah darurat untuk membangun kembali daerah yang dilanda bencana, menstabilkan kehidupan masyarakat, mencegah virus corona, dan meminimalkan cedera tanaman. Pertemuan itu terjadi di tengah kekhawatiran atas krisis dalam ekonomi tertutup yang telah dirundung sanksi internasional, yang bertujuan untuk mengekang program nuklir dan senjatanya.
Kim mengatakan pada Juni bahwa negara itu menghadapi situasi pangan yang tegang. Baru-baru ini bank sentral Korea Selatan mengatakan ekonomi Korea Utara mengalami kontraksi terbesar dalam 23 tahun pada 2020. Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan pekan lalu bahwa Korea Utara membutuhkan sekitar 1 juta ton beras, dengan cadangan militer dan darurat habis.