REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Parade atlet dengan bendera negara masing-masing mengawali upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020, yang berlangsung di Olympic Stadium, Ahad (8/8) malam WIB. Sama dengan pembukaan seremoni ini digelar tanpa penonton.
Sebanyak 205 negara peserta masuk dan mengelilingi panggung tengah. Dipimpin oleh bendera Jepang selaku tuan rumah dan Yunani selaku negara pendiri Olimpiade.
Upacara penutupan Olimpiade Tokyo 2020 secara langsung dihadiri oleh Presiden Komite Olimpiade (IOC), Thomas Bach beserta pimpinan negara partisipan.
Dalam ucapannya Thomas Bach menyebut, Olimpiade Tokyo memberi harapan dan keyakinan bagi seluruh dunia apabila prosesi ajang olahraga multicabang terbesar sedunia telah sukses dijalani.
"Kami sekarang dapat mengatakan dengan yakin bahwa kami telah mengalami pun menjalani Olimpiade yang sangat sukses," kata Bach, Ahad (8/8).
Olimpiade Tokyo 2020 berjalan di tengah ketakutan publik dunia akan ancaman pandemi Covid-19. Namun, Jepang selaku tuan rumah berhasil mengatasi rintangan dan suara yang berlawan di bawah bayang-bayang pandemi tersebut.
Bach menilai para atlet melaksanakan pun melakukan tugas mereka dengan menjadikan momen pelik ini sebagai tempat untuk kembali berkumpul, dengan tujuan memberikan harapan serta kepercayaan.
"Tidak hanya kepada komunitas di Olimpiade berlangsung, tapi juga kepada seluruh dunia. Saya merasa bangga dengan para atlet," sambung dia.
Menurut data resmi, sekitar 11 ribu atlet dari 200 negara berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo. Amerika Serikat (AS) menduduki puncak daftar dengan 113 medali, termasuk 39 emas, 41 perak, dan 33 perunggu. Sementara Cina berada di urutan kedua dengan perolehan medali terbanyak, termasuk 38 emas, 32 perak, dan 18 perunggu, dengan perolehan 88 medali.
Adapun tempat ketiga diduduki oleh tuan rumah Jepang dengan koleksi 58 medali, di antaranya 27 emas, 14 perak, dan 17 perunggu. India berada di peringkat 48 dan hanya mampu meraih satu emas, dua perak, dan empat perunggu untuk tujuh medali.
Olimpiade di Tokyo pertama kali dijadwalkan pada Juli tahun 2020, tetapi turnamen internasional menundanya selama satu tahun karena pandemi Covid-19.