REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF-PBNU) telah melakukan rukyatul hilal awal Muharram 1443 H.
Penyelenggaraan rukyatul hilal berlangsung pada Ahad Legi 29 Dzulhijjah 1442 H atau 8 Agustus 2021. Dari hasil rukyatul hilal yang dilakukan di berbagai lokasi, hasilnya hilal tidak terlihat.
"Seluruh lokasi tidak melihat hilal. Sebagai tindak lanjutnya maka awal Muharram 1443 H bertepatan dengan Selasa Pon 10 Agustus 2021 M (mulai malam Selasa) atas dasar Istikmal (bulan sebelumnya disempurnakan menjadi 30 hari)," begitu dalam surat pengumuman LF PBNU tentang awal Muharram yang diterima Republika,co.id dari Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), Ma'rufin Sudibyo, pada Senin (9/8).
Jajaran LF PWNU dan PCNU se-Indonesia diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal Muharram 1443 H kepada warga Nahdliyyin.
Sebelumnya Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, KH Misbahul Munir Kholil, mengatakan memperingati tahun baru Islam merupakan hal yang sangat baik karena itu bagian dari syiar Islam.
Menurutnya terdapat tanda kebesaran dan kebenaran Islam di balik peringatan tahun baru Islam. Kiai Misbah menjelaskan Muharram merupakan salah satu bulan yang sangat dimuliakan Allah SWT. Tentang mulianya Muharram juga ditegaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya.
Baca juga : Keutamaan Menulis 113 Bismillah pada Awal Muharram
Meski pandemi Covid-19 belum berakhir, kiai Misbah berharap tidak menyurutkan semangat umat Muslim khususnya di Indonesia untuk menghidupkan pergantian tahun batu Islam dan mengisi Muharram dengan berbagai kegiatan ibadah, namun tetap mematuhi protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19 sesuai yang diatur pemerintah.
Menurut kiai Misbah, salah satu yang bisa dilakukan untuk mengisi momentum pergantian tahun baru Islam adalah dengan mengikuti pengajian virtual atau pun istighasah virtual.
"Manfaatnya banyak sekali memperingati tahun baru Islam. Karena situasi sekarang musim pandemi, ya kita tetap meramaikan mensyiarkan bulan Muharram dengan berbagai kegiatan yang tidak melanggar apa yang sudah ditetapkan pemerintah. Hidupkan dengan pengajian, dzikir, doa awal dan akhir tahun, kita bisa siasati dengan daring," kata kiai Misbahul.