REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) resmi mengelola sepenuhnya Blok Rokan mulai, Senin (9/8). Untuk bisa menjaga produksi minyak di Blok Rokan, perusahaan berencana untuk mengebor 500 sumur pada tahun depan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan Pertamina berkomitmen untuk menjaga produksi dari Blok Rokan. Berbagai upaya dilakukan Pertamina mulai dari EOR hingga agresif melakukan pengeboran.
"Kami berkomitmen menjaga level produksi agar tidak terjadi penurunan. Pada tahun ini kami mengebor 161 sumur. Untuk tahun depan kami akan mengebor 500 sumur," ujar Nicke dalam ceremony alih kelola Blok Rokan, Senin (9/8) dini hari.
Untuk bisa menjaga produksi ini, kata Nicke Pertamina mengalokasikan dua miliar dolar AS untuk investasi. Dana ini akan dipakai Pertamina untuk pengeboran, pengembangan dan juga langkah menjaga produksi.
"Hingga 2025 mendatang Pertamina telah menganggarkan dua miliar dolar AS untuk menjaga produksi Blok Rokan," ujar Nicke.
Baca juga : Pertamina Operasikan Blok Rokan 100 Persen Mulai Hari Ini
Kedepan, kata Nicke Pertamina juga berkomitmen untuk melakukan eksplorasi di Blok Rokan karena masih ada potensi cadangan yang masih bisa dikembangkan. "WK Rokan masih banyak lapangan non konvensional yang bisa dikembangkan untuk menunjang produksi nasional," ujar Nicke.
Blok Rokan sendiri ditemukan pada 1927 silam. Blok Rokan merupakan salah satu lapangan penyumbang produksi yang besar di Indonesia. Bahkan, Blok Rokan sempat mencapai puncak produksinya sebesar 1 juta barel per hari pada tahun 1973 silam.
Sedangkan hingga semester pertama tahun ini Blok Rokan masih merupakan lapangan migas yang memproduksi cukup besar. Tercatat, produksi blok rokan mencapai 160.646 barel perhari.
Untuk bisa menekan laju penurunan produksi alami (natural decline) PT Pertamina (Persero) perlu melakukan banyak pekerjaan rumah. Namun, upaya yang paling digetolkan Pertamina adalah EOR dan juga giat melakukan pengeboran sumur sumur yang sudah ada.
Berakhirnya kontrak Chevron diputuskan oleh Pemerintah sejak 2018 silam. Sejak 2018 Chevron mulai melakukan transisi alih kelola kepada Pertamina. Berbagai upaya dilakukan kedua perusahaan bersama SKK Migas untuk bisa menjaga produksi Blok Rokan.