Senin 09 Aug 2021 13:15 WIB

California Kembali Dilanda Kebakaran Hutan

Hingga Ahad (8/8), kebakaran di California telah menghanguskan 463.477 hektare

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Hingga Ahad (8/8), kebakaran di California telah menghanguskan 463.477 hektare. Ilustrasi.
Foto: AP/Noah Berger/FR34727 AP
Hingga Ahad (8/8), kebakaran di California telah menghanguskan 463.477 hektare. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, GREENVILLE - Kebakaran hutan kembali melanda negara bagian Amerika Serikat (AS), di North California hingga Ahad (8/8) waktu setempat. Pihak berwenang melaporkan tiga orang hilang dan ribuan orang menghindar dari api yang semakin membesar yang terjadi sejak 13 Juli.

Hingga Ahad (8/8), kebakaran telah menghanguskan 463.477 hektare, naik dari hari sebelumnya 447.723 hektare. Kebakaran hutan kini mencakup area yang lebih besar dari Los Angeles.

Baca Juga

Ini disebut dengan kebakaran Dixie, yang merupakan kebakaran hutan aktif terbesar di AS. Selama akhir pekan, area kebakaran melampaui Kebakaran Kompleks Mendocino 2018 untuk menjadikannya kebakaran terburuk kedua dalam sejarah negara bagian.

"Rasanya seperti mengemudi keluar dari zona perang yang Anda lihat di film," kata Tami Kugler yang duduk di samping tendanya di pusat evakuasi setelah melarikan diri dari kota bersejarah Greenville sebelum terbakar, dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (9/8).

"Lingkungan saya hilang. Semua orang yang saya sayangi dan cintai ada di lingkungan itu, rumah mereka hilang," katanya. "Saya tidak memiliki asuransi," imbuhnya.

Pada Sabtu, Gubernur Gavin Newsom mengunjungi sisa-sisa kebakaran di Greenville. Dia menyatakan terima kasih yang mendalam kepada tim yang memerangi api.

Baca juga : Nagasaki Peringati 76 Tahun Jatuhnya Bom Atom

Dia menuturkan pihak berwenang harus mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk mengelola hutan dan mencegah kebakaran. "Namun kekeringan semakin kering, lebih panas dari sebelumnya. Kita perlu mengakui secara langsung bahwa ini adalah kebakaran hutan yang disebabkan oleh iklim," ujar Gubernur.

Perubahan iklim memperbesar kekeringan dan menciptakan kondisi ideal bagi kebakaran hutan untuk menyebar di luar kendali. Kondisi ini menimbulkan kerusakan material dan lingkungan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kebakaran Dixie, yang pada Sabtu menyebabkan tiga petugas pemadam kebakaran terluka, tetap 21 persen tidak berubah dari hari sebelumnya. Angin lemah dan kelembapan yang lebih tinggi telah membantu petugas pemadam kebakaran. Namun mereka bersiap menghadapi suhu yang lebih tinggi yang diperkirakan akan melebihi 38 derajat Celcius dalam beberapa hari mendatang.

Asap tebal menghambat upaya petugas pemadam kebakaran di beberapa daerah. Jalan setapak yang curam juga membuat akses menjadi sulit.

Delapan kebakaran hutan terbesar di negara bagian itu semuanya terjadi sejak Desember 2017. Bekas luka yang masih menghitam dari kebakaran sebelumnya kadang-kadang membantu kru Dixie Fire mengurangi bahan bakar yang tersedia.

Ribuan penduduk telah meninggalkan daerah itu. Banyak yang mencari tempat tinggal sementara bahkan tinggal di tenda-tenda dan sering kali tidak yakin apakah rumah mereka aman.

Kantor sheriff Kabupaten Plumas mengatakan masih mencari tiga orang yang dinyatakan hilang setelah dua lainnya ditemukan pada akhir pekan. Kebakaran Dixie telah menghancurkan sekitar 400 bangunan dan memusnahkan Greenville.

CalFire mengatakan pekerja dan peralatan sedang dikerahkan untuk menyelamatkan rumah di kota kecil Crescent Mills, lima kilometer tenggara Greenville. Lebih dari 5.000 personel sekarang memerangi kobaran api Dixie.

Investigasi awal menunjukkan Dixie Fire dimulai ketika sebuah pohon tumbang di kabel listrik milik utilitas regional Pacific Gas & Company (PG&E), operator swasta yang sebelumnya disalahkan atas Camp Fire pada 2018, yang menewaskan 86 orang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement