Senin 09 Aug 2021 15:57 WIB

Waketum MUI: Satu Muharram Momentum Muhasabah Perbaiki Diri

Tahun baru Islam dimaknai evaluasi diri dan menjaga keselamatan diri dan orang lain.

Waketum MUI: Satu Muharram Momentum Muhasabah Perbaiki Diri. Wakil Ketua Umum MUI - Anwar Abbas
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Waketum MUI: Satu Muharram Momentum Muhasabah Perbaiki Diri. Wakil Ketua Umum MUI - Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengajak umat Islam menjadikan pergantian Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriyah sebagai momentum bermuhasabah dalam memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.

"Pergantian tahun ini kita jadikan sebagai ajang melakukan muhasabah atau waktu untuk mengevaluasi diri kita, baik sebagai individu, anggota keluarga, warga, bangsa, dan negara," ujar Anwar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (9/8).

Baca Juga

Anwar mengatakan Indonesia masih berjuang mengakhiri pandemi Covid-19. Kesadaran bersama menjadi kunci dalam memutus rantai penularan virus mematikan ini. Maka dari itu, kata dia, pergantian tahun baru Islam ini mesti dimaknai mengevaluasi diri dan menyusun langkah perbaikan, utamanya menjaga keselamatan diri dan orang lain.

"Kemudian menyusun dan melakukan langkah perbaikan ke depan agar kehidupan kita dalam segala tingkatan bisa lebih baik dari hari kemarin. Apalagi, negara kita saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19," kata dia.

Pada kesempatan itu, Anwar juga mengajak umat berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai panduan menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila jangan hanya dimaknai secara tersurat, namun harus dengan langkah nyata dalam mengamalkannya.

"Untuk itu, pergantian tahun hijriyah ini hendaknya bisa kita jadikan sebagai kesempatan untuk merenung dan mengevaluasi diri," kata dia.

Wakil Sekretaris MUI Bidang Fatwa Abdul Muiz Ali mengatakan pergantian Tahun Baru Islam 1443 H mesti dijadikan momentum untuk hijrah memperbarui cara dan gaya hidup yang lebih baik. Menurutnya, pada konteks pandemi seperti sekarang ini, penting untuk memaknai arti hijrah dalam perspektif yang lebih luas.

Hijrah dapat diartikan dengan meningkatkan ikhtiar secara lahir, seperti menjaga kesehatan, mengonsumsi barang yang halal dan suci, memakai masker, dan meningkatkan ikhtiar secara batin seperti memperbanyak zikir, membaca doa, membaca Alquran, mengamalkan puasa sunnah, bersedekah, dan ibadah lainnya.

"Islam mengajarkan tentang pentingnya menjaga kesehatan, termasuk menjaga diri dari wabah yang mengancam nyawa atau kesehatan," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement