Senin 09 Aug 2021 20:09 WIB

UAH: Hijrah Menghadirkan Tantangan Tersendiri

Hijrah menurut UAH memiliki tantangan tersendiri.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
UAH: Hijrah Menghadirkan Tantangan Tersendiri. Foto:    Ustaz Adi Hidayat.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
UAH: Hijrah Menghadirkan Tantangan Tersendiri. Foto: Ustaz Adi Hidayat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan tentang makna dan tantangan hijrah untuk menyambut Tahun Baru Islam tahun ini yang akan jatuh pada Senin (9/8). Menurut UAH, berhijrah memiliki tantangan tersendiri seperti saat umat Islam dan Nabi Muhammad Saw berhijrah ke kota Yatsrib atau Madinah. 

"Berhijrah menghadirkan tantangan tersendiri, seperti umat Islam di Makkah pada saat itu menghadapi banyak ujian, tantangan, cobaan yang menguji kesungguhan mereka untuk mendekat kepada Allah," ujar UAH dikutip dari saluran Youtube miliknya, Adi Hidayat Official’, Ahad (8/8).

Baca Juga

Menurut dia, peristiwa hijrahnya nabi tersebut menghadirkan pesan yang kuat kepad umat Islam bahwa untuk mendekatkan kepada Allah tidak semudah membalikkan telapak tangan.

"Akan ada ujian untuk menguji keseriusan kita, bukankah anak SD juga diuji, anak SMP diuji, bukankah setiap yang kita kerjakan akan diukur dengan ujian untuk menunjukkan keberhasilan dari hasil pekerjaan kita?," ucap UAH. 

Karena itu, menurut dia, wajar jika umat Islam yang ingin mendekat kepada Allah menghadapi tantangan. Karena, sejatinya hal itu untuk menguji kesungguhan hamba-Nya. Dia pun mencontohkan tantangan Muslimah yang ingin berhijrah untuk mengenakan hijab. 

"Akhwat, saudariku muslimah yang belum berhijab, apakah ketika akan berhijab tidak mendapati tantangan? Belum tentu, boleh jadi ada pertanyaan, boleh jadi ada pandangan berbeda, tapi semua itu hakikatnya untuk menguji apakah serius Anda akan mengunakan jilbab itu," kata UAH. 

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa hijrah yang dilakukan Nabi telah menghasilkan interaksi sosial yang indah, yang baik, dan membangun peradaban sampai mengubah Yatsrib menjadi Madinah al Munawarah.

"Yatsrib, saat nabi datang berada dalam suasana yang penuh dengan resesi ekonomi, penuh dengan pertikain dan konflik sosial yang belum sirna setelah 600 tahun,  belum berdamai Bani Aus dan Khazraj," jelasnya. 

Saat itu, menurut dia, Yastrib penuh dengan persoalan dan tantangan. Namun, ketik suasana hijrah itu dibawa oleh Nabi, maka Yastrib berubah menjadi kota yang memiliki budaya baik, membentuk peradaban, dan memberikan insiprasi yang menyinari berbagai daerah lainnya.

UAH menambahkan, tahun hijriah memberikan pesan kepada umat Islam agar setiap tahunnya melakukan evaluasi diri untuk bisa menanamkan nilai-nilai hijrah. Jika umat Islam tetap optimis menghadapi tantangan hijrah, menurut dia, maka Allah akan mengangkatnya ke posisi yang lebih baik daripada sebelumnya.

"Jika berat tantangan itu, maka Allah akan menghadirkan lompatan kehidupan kepada kita, dan menghadirkan kesuksesan dengan lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya. Tapi semua itu bergantung akan kesengguhan dan tekad yang kuat untuk mewujudkannya," ucap UAH. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement