REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB merilis laporan terbaru tentang bagaimana dan seberapa besar dampak aktivitas manusia pada perubahan iklim. Laporan terakhir dirilis delapan tahun yang lalu.
Dalam laporan tersebut Panel Antar-pemerintah dalam Isu Perubahan Iklim (IPCC) PBB mengatakan pengaruh manusia sebagai penyebab semakin memanasnya bumi 'tak terbantahkan'. Sejumlah disrupsi iklim yang saat ini terjadi akan 'terkunci' selama berabad-abad.
IPCC mengatakan bila pemerintah di seluruh dunia tidak segera memangkas emisi dalam skala besar maka rata-rata suhu udara bumi akan melampui ambang batas kritisnya yakni 1,5 hingga 2 derajat Celsius. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan laporan ini sebagai sebagai 'kode-merah' untuk kemanusiaan.
"Bel peringatan telah memekakkan telinga dan bukti emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi sudah tak terbantahkan mencekik planet kita dan mengancam miliar orang, pemanasan global berdampak di setiap jengkal bumi, dengan begitu banyak perubahan tak terelakan," kata Gutteres.
"Laporan ini harus menjadi bunyi bel kematian untuk bahan bakar fosil dan batu bara, sebelum mereka menghancurkan planet kita," tambah Guterres.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan laporan IPCC memberikan pencerahan. Ia mengatakan beberapa dekade ke depan akan menjadi sangat penting untuk mengamankan masa depan bumi.
Johnson mengatakan saat ini semua pihak telah mengetahui bagaimana membatasi pemanasan global. Antara lain membuang batu bara ke sejarah dan beralih ke sumber energi bersih, melindungi alam dan mengalirkan dana keuangan ke negara-negara garda depan dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
"Saya berharap laporan IPCC menjadi peringatan bagi dunia untuk segera bertindak, sebelum kami bertemu di Glasgow pada bulan November untuk pertemuan COP26 yang sangat penting," katanya.