REPUBLIKA.CO.ID, CONAKRY -- Otoritas kesehatan Guinea telah mengonfirmasi satu kematian akibat virus Marburg di negaranya. Virus itu menyebabkan demam berdarah yang sangat menular mirip Ebola.
Kasus baru virus Marburg di Guinea pertama kali diidentifikasi pekan lalu. Virus Marburg muncul dua bulan setelah negara tersebut dinyatakan bebas dari Ebola. Awal tahun ini, Guinea menghadapi gelombang baru penularan Ebola yang menewaskan 12 orang.
Sebelum meninggal, pasien yang terinfeksi virus Marburg sempat mencari perawatan di klinik. Namun kondisinya memburuk drastis dan akhirnya meninggal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan "red alert" mengenai kewaspadaan penyebaran virus Marburg. Belum ada obat untuk serangan virus tersebut.
"Potensi virus Marburg menyebar jauh dan luas, berarti kita harus menghentikannya," kata Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Afrika Matshidiso Moeti dalam sebuah pernyataan pada Senin (9/8), dikutip dari Reuters, Selasa (10/8).
Baca juga : Kasus Suntik Vaksin Covid Kosong, Polisi Periksa Vaksinator