REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Produsen pesawat jet bisnis asal Kanada, Bombardier Inc, kembali masuk ke pasar obligasi pada Senin (9/8). Bombardier akan membiayai kembali utang yang jatuh tempo selama dua tahun ke depan.
Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Selasa (10/8) perusahaan yang berbasis di Montreal ini menjual obligasi senilai 750 juta dolar AS dengan tenor 6,5 tahun dan imbal hasil 6 persen. Tak lama setelah kesepakatan pertama kali diumumkan, Moody's Investors Service menaikkan peringkat perusahaan satu tingkat ke Caa1, atau tujuh tingkat di bawah peringkat investasi.
Sementara S&P Global Ratings menaikkan penilaiannya terhadap perusahaan yang diberi peringkat CCC+ menjadi stabil dari negatif. “Penerbitan utang baru, dikombinasikan dengan pengurangan utang dari kelebihan uang tunai, mengurangi risiko refinancing jangka pendek. Perusahaan sekarang memiliki jatuh tempo utang minimal hingga akhir 2024,” kata Analis S&P yang dipimpin oleh Madhav Hari.
Bombardier pekan lalu menaikkan perkiraan setahun penuh untuk pendapatan yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi menjadi lebih dari 575 juta dolar AS, dari sebelumnya lebih dari 500 juta dolar AS. Pendapatan perusahaan pada kuartal kedua juga melampaui proyeksi analis.
Perusahaan terakhir menjual obligasi pada 3 Juni, ketika menerbitkan obligasi senilai 1,2 miliar dolar AS dengan imbal hasil 7,125 persen yang jatuh tempo pada 2026.
"Penawaran obligasi senilai 750 juta dolar AS yang diusulkan Bombardier dapat mendukung teknis, kami percaya, dan dapat membantu obligasinya terus mengungguli rekan-rekan sektor karena pembuat pesawat melihat kliring jatuh tempo senilai tiga tahun di tengah upaya perubahan haluan," analis Bloomberg Intelligence Matthew Geudtner.