REPUBLIKA.CO.ID, KATALUNYA -- Barcelona terpaksa mengakhiri kerjasama dengan Lionel Messi, yang telah terentang selama dua dekade lebih. Upaya penawaran kontrak baru yang diajukan Blaugrana buat pemain berjuluk La Pulga itu ternyata tidak bisa diteruskan lantaran terganjal aturan finansial dari La Liga.
Padahal, baik Messi ataupun Barcelona telah mencapai kesepakatan terkait kontrak baru. Namun, buruknya kondisi keuangan Blaugrana, terutama soal ambang batas gaji pemain, Barcelona gagal tidak bisa mengontrak kembali pemain berusia 34 tahun tersebut.
Alhasil, Messi pun siap hengkang dari Camp Nou dengan status free transfer usai kontraknya bersama Barcelona resmi tuntas pada akhir Juni silam. Pengoleksi enam gelar Ballon d'Or itu pun disebut-sebut tinggal selangkah lagi bergabung bersama Paris Saint Germain (PSG).
Kehilangan Messi dinilai menjadi pukulan berat buat klub asal Katalan tersebut. Maklum, Messi merupakan bintang sekaligus pemain andalan Barcelona dalam dua dekade terakhir. Total, Messi telah mempersembahkan 35 trofi, termasuk 10 titel La Liga dan empat trofi Liga Champions, selama 17 tahun memperkuat tim utama Blaugrana.
Mantan gelandang serang Barcelona, Ronald de Boer, menilai, kepergian Messi dari Camp Nou tidak bisa dilepaskan dari kesalahan yang dilakukan Barcelona sendiri. Barcelona sebagai sebuah perusahaan, tutur De Boer, melakukan berbagai langkah ceroboh dengan mendatangkan pemain dengan nilai transfer selangit dan bergaji tinggi tanpa benar-benar bisa memberikan kontribusi buat permainan tim. Pemain-pemain seperti Antoine Griezmann, Phillipe Coutinho, Ousmane Dembele, dan Samuel Umtiti, direkrut Barcelona tanpa perhitungan yang matang.
Situasi ini kemudian berimbas pada memburuknya kondisi keuangan Barcelona, yang akhirnya membuat klub asal Katalan itu tidak bisa lagi mengontrak Messi.
''Barcelona menempatkan diri mereka sendiri dalam situasi sulit tersebut. Saya rasa, masalahnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Merekrut Griezmann, Coutinho, Dembele dengan dana ratusan juta euro tanpa ada pertanggunjawaban, malah berdampak buruk buat Barcelona sebagai perusahaan,'' tutur De Boer dalam wawancara dengan Talk Sports, Selasa (10/8).
Tidak hanya itu, De Boer juga menyalahkan La Liga dalam polemik Messi tersebut. Menurut De Boer, La Liga selaku otoritas tertinggi Liga Spanyol seharusnya sudah jauh-jauh hari mengingatkan Barcelona soal buruknya kondisi keuangan mereka.
''Masalah ini sebenarnya sudah bertahun-tahun. La Liga seharusnya lebih awal dalam memperingatkan Barcelona bahwa apa yang mereka lakukan salah,'' kata De Boer, yang memperkuat Barcelona pada 1999 hingga 2000 tersebut.