Nilai Ekspor Pekalongan Tembus Rp 179,2 Miliar
Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi) | Foto: sustainabilityninja.com
REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mencatat capaian realisasi nilai ekspor selama periode Januari hingga Juni 2021 menembus 14,24 juta dolar AS atau sekitar Rp 179,2 miliar. Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop UKM) Kota Pekalongan Sri Haryati di Pekalongan, Selasa (10/8), mengatakan bahwa meski pemerintah melakukan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tetapi kinerja ekspor masih menjanjikan baik secara mandiri maupun melalui pihak ketiga.
"Tercatat, nilai ekspor komoditi asal Kota Pekalongan pada periode I atau Januari-Juni 2021 masih cukup besar yaitu mencapai 14,24 juta dolar AS atau sekitar Rp 179,2 miliar," katanya.
Haryati mengatakan selama pandemi, aktivitas ekspor masih sama seperti tahun sebelumnya yaitu tidak ada perubahan baik dari sisi perizinan maupun persyaratan eksportir. Masa pandemi Covid-19, kata dia, memang berdampak terhadap kegiatan ekspor karena ada beberapa negara yang memang masih menutup akses kegiatan ekspor seperti Myanmar.
"Akan tetapi, para pebisnis atau pelaku usaha tetap aktif melakukan ekspor ke sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong, China, Korea, Jepang, Perancis, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, dan Thailand," katanya.
Menurut dia, adapun produk yang diekspor antara lain batik, hasil olahan ikan, kerajinan (Craft), benang, sarang burung wallet, material fabric, dan kain tenun."Sebanyak 19 dari 22 pelaku usaha masih aktif mengekspor hasil produknya seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong, China, Korea, Jepang, Perancis, Amerika Serikat, UniEmirat Arab, dan Thailand," katanya.
Ia berharap kondisi pandemi Covid-19 bisa segera berakhir sehingga aktivitas ekspor bisa kembali normal dan mampu meningkatkan nilai ekspor."Semoga nilai ekspor dan jumlah pelaku usaha bisa bertambah sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan penghasilan para pelaku UMKM," kata Haryati.