Selasa 10 Aug 2021 16:39 WIB

Drone Buatan Dalam Negeri Siap Terbang Perdana Akhir 2021

PUNA Elang Hitam dapat beroperasi otomatis dan tahan terbang lebih 24 jam.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Kepala BPPT Hammam Riza (kedua kiri) berbincang dengan jajaran direksi saat pengenalan perdana Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diberi nama Black Eagle (Elag Hitam) di Hanggar Rotary Wing PTDI, Kota Bandung, Senin (30/12).
Foto: Abdan Syakura
Kepala BPPT Hammam Riza (kedua kiri) berbincang dengan jajaran direksi saat pengenalan perdana Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diberi nama Black Eagle (Elag Hitam) di Hanggar Rotary Wing PTDI, Kota Bandung, Senin (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berencana melakukan terbang perdana PUNA Elang Hitam (Pesawat Udara Nirawak Medium jenis Medium Altitude Long Endurance) pada akhir 2021. Inovasi teknologi di bidang pertahanan ini bagian dari Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) tiap 10 Agustus.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, PUNA Elang Hitam merupakan lompatan teknologi masa kini guna menjangkau teknologi maju di masa depan. PUNA Elang Hitam dapat beroperasi otomatis dan memiliki daya tahan terbang lebih dari 24 jam. 

Proyek ini dikembangkan bersama dalam sebuah konsorsium nasional melibatkan Kementerian Pertahanan, TNI AU, BPPT, LAPAN, ITB, PT DI, dan PT LEN. BPPT ditunjuk sebagai koordinator Prioritas Riset Nasional (PRN) PUNA Elang Hitam sesuai dengan Peraturan Menteri Ristekdikti No. 38 Tahun 2019.

"Tujuan akhir dari Konsorsium PUNA Elang Hitam yaitu mengakomodir kebutuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI khususnya drone jenis kombatan yang sekelas dengan drone canggih milik Turki (AnKA), Amerika Serikat (Predator), dan Israel (Heron)," kata Hammam dalam keterangan pers, Selasa (10/8).