REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG—Jawa Tengah telah mendapatkan tambahan alokasi vaksin Covid-19 dari Pemerintah Pusat. Karena itu, upaya- upaya untuk memperluas cakupan vaksinasi kepada masyarakat bisa terus dilakukan.
“Pada pekan ini, jumlah vaksin yang dikirimkan untuk Jawa Tengah dipastikan juga bakal diperbanyak lagi, jika dibandingkan dengan pecan- pecan sebelumnya,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, di Semarang, Selasa (10/8).
Artinya, jelas Yulianto, Jawa Tengah telah memiliki stok vaksin Covid-19 yang mencukupi untuk menggencarkan kembali program vaksinasi di masyarakat. Karena pasokan vaksin Covid-19 yang dibutuhkan sudah ada lagi.
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memenuhi permintaan Jawa Tengah untuk menambah lagi pasokan/ alokasi vaksin Covid-19 dalam mendorong cakupan vaksinasi yang lebih luas lagi.
“Bahkan untuk pasokan vaksin Moderna, juga diizinkan tidak hanya untuk tenaga kesehatan (nakes) maupun sumber daya manusia (SDM) pendukung kesehatan saja, namun juga bisa dipakai untuk masyarakat umum,” lanjutnya.
Kendati stok vaksin semakin banyak, Yulianto juga menekankan pentingnya manajemen pengelolaan vaksin tersebut. Sehingga ketersediaan vaksin yang semakin banyak dapat dioptimalkan untuk mempercepat program vaksinasi di masyarakat.
Misalnya terkait dengan kesiapan rantai dingin sejak mulai dari Gudang Dinkes di tingkat Provinsi sampai dengan Puskesmas maupun tempat pelaksanaan vaksinasi lainnya harus betul- betul diperhatikan dengan baik.
Karena vaksin Covid-19 ini perlu penyimpanan pada suhu -20 derajat celcius, maka standar pengelolaan tersebut harus terpenuhi dengan baik. “Semuanya harus bisa terpenuhi sesuai dengan standar penyimpanan tersebut,” lanjutnya.
Perihal pentingnya langkah- langkah untuk mendorong cakupan vaksinasi Covid-19 yang lebih luas, bagi penanganan di Jawa Tengah juga diungkapkan Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo.
Menurutnya, hasil kajian oleh Tim Ahli Covid-19 Jawa Tengah di 10 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Jawa Tengah menunjukkan, 97,2 persen kematian terjadi pada pasien Covid-19 yang belum divaksin.
“Karena itu, perluasan cakupan vaksinasi Covid-19, memberikan dampak yang cukup signifikan dalam penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Tengah,” jelasnya.
Selain itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa angka kematian didominasi oleh pasien lanjut usia (lansia) dengan kelompok usia di atas 45 hingga 65 tahun dengan persentase angka kematian mencapai 58,4 persen.
“Penelitian juga menemukan sebanyak 87 persen kasus kematian di rumah sakit terjadi pada pasien kategori rentan, diantaranya lansia dan mereka yang memiliki komorbid,” lanjut Prasetyo.