Lewat Kartu Prakerja, Kompetensi Kerja Diharap Meningkat
Red: Fernan Rahadi
Warga penerima manfaat menunjukkan Kartu Prakerja miliknya usai bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (15/12/2020). Setelah membuka 11 gelombang pendaftaran Kartu Prakerja dengan 5,9 juta peserta dan total anggaran Rp20 triliun, pemerintah memastikan program Kartu Prakerja berlanjut pada 2021 dengan syarat penerima manfaat pada 2020 tidak bisa lagi ikut serta. | Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa persaingan global saat ini generasi muda harus mempersiapkan dirinya dengan skill yang dibutuhkan untuk masa depan. Generasi muda juga harus mulai meningkatkan kompetensi supaya tidak tergilas persaingan di dunia kerja, sehingga masa depannya bisa lebih terjamin.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kompetensi kerja dan kewirausahaan yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja, atau buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja, dan pekerja atau buruh yang membutuhkan.
Denni mengatakan, dengan mengikuti program Kartu Prakerja, para peserta bisa mendapatkan pembekalan kompetensi kerja dan/atau kewirausahaan (skilling), peningkatan kompetensi kerja dan/atau kewirausahaan (upskilling), atau alih kompetensi kerja (reskilling) bagi tenaga kerja di Indonesia.
Menurut Denni, pemerintah berharap angkatan kerja Indonesia memiliki nilai tawar yang lebih baik karena telah mendapat pembekalan berbagai kompetensi yang memang dibutuhkan pada saat ini dan masa datang.
Denni melanjutkan, program Kartu Prakerja yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, baik generasi muda yang baru mau masuk ke dunia kerja maupun mereka yang sudah bekerja tetapi terdampak pandemi Covid-19 seperti terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Sebanyak 35 persen penerima program Kartu Prakerja tahun 2020 yang awalnya menganggur, pada saat dilakukan survei evaluasi mengatakan telah bekerja atau berwirausaha," kata Denni dalam siaran pers, Selasa (10/8).
Sementara itu, Chief Operation Officer Karier.mu dan Sekolah.mu Radinka Qiera mengatakan, kehadiran platform Karier.mu yang sebelumnya bernama Sekolah.mu hadir dengan tujuan untuk mendukung program Kartu Prakerja agar dapat menghubungkan peserta kepada mentor profesional dengan mengedepankan pelatihan yang tepat, bantuan yang cepat untuk peserta, serta banyak hadiahnya.
Radinka memaparkan, hadirnya program unggulan yang ditawarkan Karier.mu di program Kartu Prakerja diharapkan dapat menciptakan generasi yang mau berubah untuk menghadapi dunia kerja. "Sudah saatnya generasi muda bergerak," ujar Radinka
Radinka menambahkan, para penerima Kartu Prakerja yang mendaftar melalui platform Karier.mu akan mendapatkan pendamping sampai mereka mendapatkan karier impiannya. Perjalanan mereka tidak berhenti pada pelatihan saja, tetapi ada tindak lanjut yang tidak dimiliki mitra lain.
“Platform Karier.mu tersedia di web dan aplikasi yang mempermudah para pengguna untuk menyelesaikan pelatihan dan dapat diakses oleh penerima program Kartu Prakerja dengan waktu yang fleksibel. Kami siap membantu peserta selama 24 jam," paparnya.
Menurut Radinka, bonus demografi Indonesia yang diperkirakan akan terjadi pada kurun tahun 2030-2040 semestinya ditopang dengan kompetensi generasi yang mumpuni. Oleh karenanya, platform Karier.mu juga menyiapkan program Talenta Siap Karier dan Talenta Siap Bisnis bagi para peserta sebagai tindak lanjut dari pelatihan yang diadakan. Tidak hanya itu, para penerima Kartu Prakerja yang mengakses program melalui platform Karier.mu akan mendapatkan hadiah menarik seperti laptop dan lainnya untuk menunjang persiapan kerja.
"Kami menyediakan layanan baru Karier.mu Talent Hub dimana para alumni program Kartu Prakerja dapat langsung melamar dan terhubung dengan lowongan kerja yang tersedia," kata Radinka.