REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Tentara pendudukan Israel, pada Selasa (11/8) disertai dengan mesin-mesin berat, meratakan tanah di dekat Masjid Ibrahim di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki selatan.
Imam di situs bersejarah itu, Sheikh Hifthi Abu Isneineh mengatakan kepada Quds News Network bahwa kendaraan militer Israel meratakan tanah yang berdekatan dengan situs suci. Hal itu dilakukan dalam rangka menerapkan rencana negara pendudukan untuk membangun lift dan jalan khusus untuk digunakan oleh penjajah ilegal Israel.
Kelompok-kelompok Islam lokal telah menyerukan warga Palestina setempat untuk memobilisasi dalam mempertahankan tempat suci, untuk melindungi fitur-fitur Islamnya, dan mencegah otoritas pendudukan mengubah karakter masjid.
"Rencana itu sangat berbahaya dan bertujuan untuk mengubah fitur keagamaan dan sejarah masjid, mengabaikan hukum internasional karena masjid tersebut masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO," kata Direktur wakaf Hebron, Jamal Abu Iram, dikutip Imemc pada Rabu (11/8).
"Kami menyerukan semua orang untuk datang dan berdoa di masjid untuk mempertahankannya dari pendudukan dan pemukimnya," ucap Jamal.
Sementara, pada 25 Februari 1994, seorang pemukim Israel kelahiran Amerika bernama Baruch Goldstein, melepaskan tembakan dari senapan Galil otomatis, tiruan Soviet AK47 ke arah ratusan Muslim Palestina saat mereka sedang melaksanakan salat Subuh selama bulan Ramadhan.
Sebelum jamaah mampu mengatasi pria bersenjata itu, Goldstein telah membunuh 29 jamaah dan melukai 150 lainnya.