Hujan Abu Vulkanik Merapi Selimuti 19 Desa di Magelang
Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Fakhruddin
Hujan Abu Vulkanik Merapi Selimuti 19 Desa di Magelang (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gunung Merapi kembali erupsi dan memuntahkan awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya pada Selasa (10/8) pukul 20.27 WIB. Menurut hasil olah data sementara Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran tersebut terekam di seismogram dengan aplitudo 55 milimeter dengan durasi 157 detik.
"Peristiwa awan panas guguran tersebut sekaligus menunjukkan bahwa aktivitas APG tersebut di Gunung Merapi kali ini juga memicu terjadinya hujan abu tipis," ujar Kepala BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (11/8).
Abu tipis terjadi di 19 desa dan tujuh kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang meliputi Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Desa Ketep dan Desa Wonolelo Kecamatan Sawangan, Desa Pakis, Desa Gejagan, Desa Rejosari, Desa Banyusidi. Kemudian Desa Ketundan, Desa Petung dan Desa Daleman Kidul di Kecamatan Pakis, Desa Pucungsari, Desa Pesidi dan Desa Lebak di Kecamatan Grabag, Desa Kaliurang di Kecamatan Srumbung, Desa Kebonagung di Kecamatan Tegalrejo, Desa Karangkajen, Desa Donorejo dan Desa Krincing di Kecamatan Secang.
Sebelumnya, dia menambahkan, erupsi juga terjadi pada Ahad (8/8). Kala itu awan panas guguran yang meluncur hingga 3.000 meter ke arah barat daya. Beberapa kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter juga terpantau menuju ke arah yang sama.
Menurut perkembangan asesmen di lapangan, dia melanjutkan, terjadinya hujan abu vulkanik juga dipengaruhi oleh faktor angin. Hal itu kemudian yang juga menjadi faktor meluasnya cakupan wilayah hujan abu yang awalnya hanya dilaporkan berdampak pada tujuh desa kemudian berkembang menjadi 19 desa.
“Luncuran awan berdampak pada hujan abu karena terbawa angin dan menyebar di berbagai desa,” ujarnya.
Sejauh ini Edi juga melaporkan bahwa kondisi secara umum masih dalam keadaan aman dan terkendali. Pihaknya juga terus bersiaga selama 24 jam dan melakukan koordinasi bersama BPPTKG serta lintas unsur terkait untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi.
“Kondisi aman. Aktivitas masyarakat masih terpantau aman dan tidak terganggu. Kita tetap siaga 24 jam,” ujar Edi.
Kemudian dalam rangka mengantisipasi dampak kesehatan akibat pengaruh abu vulkanik Gunung Merapi, BPBD Kabupaten Magelang telah membagikan masker kepada warga sejak Minggu (8/8). Adapun masker tersebut diberikan langsung kepada warga yang terdampak di wilayah Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Dukun.
“Sebagai langkah antisipasi dampak abu vulkanik, anggota BPBD segera turun ke lapangan untuk memberikan masker kepada warga terdampak abu vulkanik,” ujarnya.
Berdasarkan hasil koordinasi antara BPBD Kabupaten Magelang dan BPPTKG, status Gunung Merapi hingga saat ini masih berada dalam level III atau ‘Siaga’ dan belum ada rekomendasi untuk warga agar mengungsi ke tempat yang lebih aman. Akan tetapi, warga tetap diminta untuk selalu waspada dan selalu memantau informasi aktivitas Gunung Merapi dari pihak-pihak berwenang.
“Hasil koordinasi dengan BPPTKG, status Gunung Merapi masih ‘Siaga’ atau level III. Belum ada rekomendasi untuk mengungsi dan warga diminta selalu waspada,” kata Edi.
Pihaknya meminta agar mencari sumber informasi yang akurat dan jangan mudah percaya dengan kabar yang belum jelas kepastiannya. Tetap tenang dan waspada dengan tetap jalankan prokes dengan baik. Jangan beraktivitas di luar jika tidak mendesak.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
