REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I (Persero) tengah mengakselerasi pengembangan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE). Pengembangan tersebut terdiri dari dua bagian yang saling terintegrasi yaitu kawasan pelabuhan dan kawasan industri.
"Kuala Tanjung PIE direncanakan akan menjadi Indonesia’s Logistics and Supply Chain Hub, artinya bisnis logistik dan rantai pasok yang dari dan menuju Indonesia harapannya terpusat di Kuala Tanjung terlebih dahulu," kata Direktur Utama Pelindo I Prasetyo dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (10/8).
Prasetyo menjelaskan, kawasan pelabuhan tersebut rencananya dikembangkan hingga 58 hektare. Selain itu juga terintegrasi dengan kawasan industri dimana dalam rencana ultimate memiliki total luasan pengembangan mencapai 3.400 hektare.
Dia menambahkan, sebagian besar pelabuhan-pelabuhan Pelindo I menghadap langsung ke Selat Malaka sehingga menjadi keunggulan tersendiri. Selat Malaka merupakan jalur yang menghubungkan Eropa dan Asia yang setiap tahunnya dilewati sekitar 120 ribu kapal dan menjadi jalur lalu lintas pelayaran tersibuk di dunia.
Terdapat tiga pelabuhan yang dikelola Pelindo I yang berpotensi besar untuk menyerap pasar pelayaran di Selat Malaka yaitu Kuala Tanjung, Belawan, dan Dumai. Ketiga pelabuhan ini sudah memenuhi standar internasional terkait lokasi, kedalaman kolam pelabuhan, serta fasilitas infrastruktur pokok lainnya.
"Kuala Tanjung sendiri dalam pengembangannya ke depan akan menjadi salah satu pelabuhan masa depan dari Pelindo," ungkap Prasetyo.
Dia memastikan, Pelindo I berupaya untuk terus beradaptasi dengan situasi pandemi yang berlangsung lebih dari selama satu setengah tahun terakhir. Digitalisasi pelabuhan terus dilakukan untuk mempermudah pengguna jasa mengakses layanan Pelindo I terlebih lagi di masa pembatasan mobilitas di masa pandemi.
"Pelindo I optimistis kinerja perseroan akan terus tumbuh positif hingga akhir tahun," ujar Prasetyo.