Rabu 11 Aug 2021 15:14 WIB

Sebut Slogan Anti-Muslim, Pemimpin Partai Ditahan di India

Pemimpin partai di India ditahan karena slogan anti-Islam.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Sebut Slogan Anti-Muslim, Pemimpin Partai Ditahan di India. Foto:   Islamofobia (ilustrasi)
Foto: Bosh Fawstin
Sebut Slogan Anti-Muslim, Pemimpin Partai Ditahan di India. Foto: Islamofobia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI – Polisi India pada Selasa menangkap enam orang termasuk pemimpin partai yang berkuasa karena meneriakkan slogan-slogan anti-Muslim di sebuah rapat umum, New Delhi. Pengacara Mahkamah Agung dan Mantan Juru Bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) Ashwini Kumar Upadhyay diduga menjadi bagian dari kelompok lebih dari 100 pemimpin sayap kanan Hindu yang menyerukan kekerasan terhadap Muslim selama demonstrasi .

“Semua terdakwa telah ditahan dalam operasi larut malam. Mereka telah diidentifikasi menggunakan rekaman acara tersebut,” kata perwira senior polisi New Delhi. Video yang beredar di media sosial sejak Ahad menunjukkan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan yang menghasut.

Baca Juga

Misal, “Ketika umat Islam akan dibunuh, mereka akan meneriakkan nama Lord Ram” dan “Jika Anda (Muslim) ingin tinggal di India, Anda harus mengucapkan Salam Lord Ram.” Sementara oknum lain menyerukan genosida massal terhadap Muslim.

Sebelumnya, Upadhyay mempertanyakan kebenaran rekaman yang melibatkan dirinya. Dia mengklaim sudah mengajukan pengaduan ke polisi Delhi untuk memeriksa video lebih lanjut. “Jika video itu asli maka tindakan tegas harus diambil terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya,” ujar dia.

Juru BJP Sudesh Verma mengaku orang-orang yang terlibat dalam video itu bukan termasuk anggota BJP. “Orang-orang sekuler mencoba membawa BJP agar sesuai dengan narasi mereka. Kami menentang kejahatan kebencian. Jika beberapa slogan-teriakan ujaran kebencian, tindakan tegas harus diambil,” ucap dia.

Video-video tersebut telah menyebabkan kemarahan di media sosial, termasuk Asosiasi Pengacara Seluruh India untuk Keadilan (AILAJ). Mereka mendesak Mahkamah Agung untuk mengambil tindakan terhadap kelompok itu atas seruan terbuka untuk genosida.

“Kejahatan tersebut merupakan serangan terhadap sekularisme dan nilai-nilai konstitusional lainnya,” kata AILAJ pada hari Selasa. Selain itu mereka juga meminta semua profesional hukum untuk mengakui adanya bahaya besar yang sedang dihadapi di tangan organisasi mayoritas Hindutva.

Dikutip Arab News, Rabu (11/8), seruan terbuka kelompok itu untuk kekerasan adalah pengingat nyata dari rapat umum serupa tahun lalu ketika para pemimpin BJP menggunakan pidato provokatif dan pedas terhadap Muslim yang memprotes Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan (CAA) yang kontroversial.

Ini menyebabkan pertikaian agama di Delhi Timur, lebih dari 50 orang yang sebagian besar Muslim tewas dan kehilangan harta bendanya.

Prof. Apoorvanand Jha dari Universitas Delhi mengatakan slogan-slogan yang diteriakkan pada Ahad adalah bagian dari serangkaian acara anti-Muslim di ibu kota. Dia mempertanyakan mengapa partai yang berkuasa membiarkan adanya agenda tersebut tanpa pengawasan. Menurut Jha, orang-orang semakin berani untuk mempraktikkan politik anti-Muslim.

“Slogan-slogan seperti itu diteriakkan cukup lama di seluruh India selama tujuh tahun terakhir tapi keberanian orang-orang itu untuk datang ke Jantar Mantar dan melakukan itu telah mengejutkan orang-orang. Mereka tahu orang-orang yang mempraktikkan politik anti-Muslim menduduki jabatan tinggi di Delhi dan tempat-tempat lain,” ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement