Rabu 11 Aug 2021 16:51 WIB

Pelaksanaan Vaksinasi Ibu Hamil Diperpanjang

Program vaksin bagi ibu hamil di Banyumas, dilaksanakan di seluruh Puskesmas.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sejumlah ibu hamil antre mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Sejumlah ibu hamil antre mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pelaksanaan vaksinasi ibu hamil di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang direncanakan selesai sehari atau dua hari sejak Senin (9/8), terpaksa diperpanjang. Kepala Dinas Kesehatan Sadiyanto, ada berbagai faktor yang menyebabkan target 100 persen ibu hamil di Banyumas tidak bisa selesai divaksin dalam dua hari.

''Penyebab utama, karena banyak ibu hamil yang tidak lolos screening saat hendak diberikan vaksin,'' kata dia, Rabu (11/8). 

Untuk itu dia menyatakan, program vaksinasi ibu hamil akan dilanjutkan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. ''Selama kondisi kesehatan ibu hamil memungkinkan untuk diberi vaksin, maka akan diberikan vaksin,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, hingga saat ini, dari sekitar 6.000 ibu hamil yang terdata di Dinkes, baru sebanyak 3.516 ibu hamil yang telah diberikan vaksin. ''Dengan demikian, baru sekitar 57 persen ibu hamil yang bisa diberikan vaksin. Baru sekitar separuhnya,'' jelasnya.

Menurutnya, beberapa faktor penyebab capaian vaksinasi ibu hamil belum bisa seluruhnya. ''Antara lain, saat diperiksa kondisi kesehatannya, banyak yang belum bisa dilakukan vaksin,'' ujar dia.

Selain itu, kata Sadiyanto, banyak ibu hamil yang umur kehamilan belum memenuhi persyaratan. Hal ini mengingat ketentuan bahwa ibu hamil yang bisa mendapatkan vaksin, adalah usia kehamilannya 14-33 minggu. 

Program vaksin bagi ibu hamil di Banyumas, dilaksanakan di seluruh Puskesmas di Kabupaten Banyumas sejak Senin (9/8). Untuk itu, ada sejumlah persyaratan kondisi kesehatan yang harus dipenuhi ibu hamil untuk mendapat vaksin.

Antara lain, saat akan diberikan vaksin kondisi ibu hamil tidak boleh sedang demam atau tidak boleh lebih dari 37,5 derajat celcius, dan tidak ada gejala preeklamsia seperti kaki bengkak, sakit kepala, nyeri ulu hati, pandangan kabur, dan tekanan darah tinggi atau di atas 140/90 mmHg.

''Ibu hamil yang akan divaksin juga harus jujur mengenai riwayat alerginya. Kalau pernah memiliki riwayat alergi berat seperti sesak napas, bengkak, atau bidur di seluruh tubuh, tidak boleh mendapat vaksin,'' kata Sadiyanto.

Sebelum diberikan vaksin, setiap ibu hamil yang memiliki gejala mengarah ke Covid-19 atau pernah kontak dengan orang yang positif Covid-19, akan dilakukan tes swab antigen. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement