REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Kota Tasikmalaya masih harus melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 hingga 16 Agustus. Namun, dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Irmendagri) terkait PPKM yang terbaru, sekolah di daerah yang melaksanakan PPKM Level 3 dapat mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi mengatakan, dalam Irmendagri disebutkan sekolah di daerah yang melaksanakan PPKM Level 3 dapat melaksakan PTM dengan kapasitas maksimal 50 persen. Aturan itu berlaku di semua jenjang, kecuali untuk sekolah luar biasa dan pendidikan anak usia dini (PAUD), yang memiliki aturan tersendiri.
"Kita masih bahas. Tapi, Pak Plt Wali Kota sudah memperbolehkan sekolah tatap muka dengan kapasitas 50 persen," kata dia, Rabu (11/8).
Budiaman mengatakan, pihaknya akan mengadakan rapat dengan para kepala sekolah di Kota Tasikmalaya, terutama sekolah swasta. Pihaknya akan memberi tahu teknis persiapan yang harus sekolah untuk menggelar PTM.
Menurut dia, pada dasarnya sekolah-sekolah di Kota Tasikmalaya telah siap dari segi sarana dan prasarana terkait protokol kesehatan (prokes) untuk melaksanakan PTM. Sebab, PTM di sekolah sudah dilakukan sebelumnya. Namun, PTM harus kembali dihentikan lantaran kasus Covid-19 sempat meningkat.
"Pada dasarnya persiapan sekolah sudah baik tinggal diupdate lagi," kata dia.
Budiaman mengatakan, kemungkinan PTM di sekolah dapat mulai dilaksanakan pekan depan. Sebab, sekolah juga harus membuat jadwal siswa yang akan masuk dan belajar secara daring.
Plt Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, diperbolehkannya sekolah melaksanakan PTM merupakan hal yang ditunggu-tunggu para siswa dan orang tua. Sebab, sudah hampir dua tahun para siswa harus belajar secara daring selama pandemi Covid-19.
"Kita sangat mendukung. Selama dua tahun ini kan daring terus, orang tua banyak yang kewalahan untuk mendidik anak-anaknya. Banyak mereka kelimpungan," kata dia.
Yusuf mengatakan, meski sekolah sudah diperbolehkan menggelar PTM, kapasitas siswa yang masuk masih dibatasi. Sekolah hanya boleh melaksanakan PTM dengan kapasitas siswa maksimal 50 persen. "Kita akan atur sedemikian rupa. Agar tidan ada persoalan," kata dia.
Salah satu orang tua siswa, Asep (45 tahun) mengaku senang dengan diperbolahkannya kembali PTM di sekolah. Sebab, menurut dia, sudah terlalu lama anaknya belajar secara daring.
Menurut dia, pembelajaran secara daring juga tak terlalu efektif. Alih-alih belajar, dua anaknya yang masing-masing masih duduk di kelas 5 sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) justru lebih banyak bermain gim. "Sudah kangen sekolah juga anak-anak," kata dia.
Asep juga mengaku harus meluangkan waktu lebih untuk mengawasi anak-anaknya selama belajar secara daring. Sebab, apabila tak diawasi, anaknya justru tidak belajar dengan maksimal. Akibatnya, waktu untuk kerjanya jadi terganggu.
Kendati senang dengan aturan yang memperbolehkan kembali sekolah menggelar PTM, ia tetap meminta sekolah benar-benar menerapkan prokes secara ketat. Meski kasus Covid-19 juga sudah mulai menurun, menurut dia, pandemi belum sepenuhnya selesai. Karenanya, ia ingin ada jaminan anaknya tak terpapar Covid-19 di sekolah ketika melaksanaka PTM.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per Rabu, total kasus terkonfirmasi Covid-19 di daerah itu berjumlah 13.352 kasus, bertambah 37 kasus dari hari sebelumnya. Dari total kasus itu, 138 orang masih menjalani isolasi, 12.197 orang telah sembuh, dan 494 orang meninggal dunia.