Rabu 11 Aug 2021 18:49 WIB

Aktivitas Ilegal Driling di Batanghari Rusak Sumber Air

Meski sudah ditutup, masih terdapat aktivitas penambangan minyak ilegal.

Sungai Batanghari di Jambi.
Foto: ANTARA/wahdi septiawan
Sungai Batanghari di Jambi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Aktivitas penambangan minyak mentah ilegal atau ilegal driling yang marak terjadi di Desa Bungku dan Desa Pompa Air Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, menyebabkan sumber air bersih masyarakat di daerah itu rusak.

"Sumber air bersih yang berada di sekitar kawasan ilegal driling rusak, airnya tidak layak konsumsi dan masyarakat di sekitar kawasan itu terpaksa membeli air bersih untuk aktivitas sehari-hari," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari Dokter Elvie Yennie.

Dijelaskan Dokter Elvie, Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari telah melakukan survei kesehatan lingkungan di kawasan penambangan minyak mentah ilegal dari tahun 2019 dan 2020.

Hasilnya kualitas air di sekitar kawasan penambangan minyak jelek, tidak layak konsumsi karena air berwarna keruh, berbuih dan berminyak. Selain itu, kualitas udara dan partikel debu di sekitar kawasan penambangan minyak ilegal tidak baik karena berada di atas ambang batas toleransi.

Tidak hanya kesehatan lingkungan yang buruk, masyarakat yang berada di kawasan penambangan minyak ilegal tersebut turut terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan penyakit kulit.

Sejak tahun 2019 hingga tahun 2020 jumlah kasus ISPA dan penyakit kulit di sekitar kawasan penambangan minyak ilegal tersebut meningkat signifikan.

"Peningkatan kasus ISPA dan penyakit kulit yang cukup signifikan terjadi di tahun 2018 ke tahun 2019, sebagian besar kasus ISPA dan penyakit kulit di Kabupaten Batanghari berada di wilayah penambangan minyak ilegal," kata Dokter Elvie Yennie.

Sementara itu Warga Desa Bungku Khairul mengatakan sejak aktivitas penambangan minyak mentah marak terjadi di Desa Bungku, dia tidak lagi dapat memanfaatkan air bersih yang bersumber dari sumur galian. Kebutuhan air untuk aktifitas sehari-hari dan konsumsi rumah tangga Ia terpaksa membeli air bersih.

"Aktivitas penambangan minyak mentah mulai marak dilakukan pada akhir tahun 2018, sejak saat itu hingga saat ini air bersih kita beli, satu tedmon ukuran 900 liter air seharga Rp 60 ribu," kata Khairul.

Meski sudah dilakukan razia dan penutupan oleh pihak berwajib, saat ini masih terdapat aktivitas penambangan minyak ilegal di beberapa titik. Khairul berharap aktivitas penambangan minyak ilegal di desanya dapat segera dihentikan karena penambangan minyak mentah mentah tersebut menyebabkan kerusakan lingkungan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement