REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Film The Suicide Squad tidak menuai hasil sesuai ekspektasi dalam pembukannya di box office. Meskipun mendapatkan banyak ulasan positif yang hangat dari kritikus dan penonton, film DCEU itu terbilang mengecewakan di bioskop Amerika Serikat (AS).
Munculnya varian Delta Covid-19 tentu merugikan penjualan tiket film tersebut, tetapi ada faktor lain yang kemungkinan besar berkontribusi pada kinerja film yang kurang bagus. Faktor itu adalah ketersediaan untuk menonton fitur di HBO Max serta pemasaran yang membingungkan sehingga menciptakan lingkungan komersial yang buruk.
Berikut beberapa alasan film gagal menuai sukses finansial di pembukaan perdananya, dilansir laman Screen Rant pada Selasa (10/8) waktu setempat:
1. Dampak pandemi Covid-19
Faktor yang paling jelas dan bisa dibilang signifikan berkontribusi terhadap kinerja box office yang buruk dari film adalah dampak pandemi Covid-19, terlebih ada varian Delta yang diketahui lebih cepat menular. Kondisi ini masih membuat penonton ragu untuk kembali ke bioskop.
Ketika bioskop dibuka kembali di AS bertepatan dengan peningkatan peluncuran vaksin pada awal musim panas, jumlah box office sempat mengalami lonjakan. Film-film seperti A Quiet Place: Part II dan F9: The Fast Saga melihat pembukaan terbesar dalam rentang pandemi, dan untuk sesaat, sepertinya penonton mungkin menghangat dengan gagasan menonton blockbuster musim panas di layar lebar.
2. Pengaruh HBO Max
Bukan hanya karena pandemi yang berkontribusi pada penjualan tiket The Suicide Squad yang buruk. Langkah untuk membuat film Warner Bros itu tersedia juga di HBO Max, tidak pernah dilakukan sebelumnya. Itu berarti bahwa penonton yang terlalu gugup untuk pergi ke bioskop dapat menonton di rumah mereka sendiri tanpa biaya tambahan.
Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah peringkat R menjadi penghalang bagi penonton muda yang sekarang memiliki cara untuk mengakses film-film ini tanpa masuk ke teater. Namun, tanda kesuksesan yang sebenarnya dalam //streaming// adalah jumlah pelanggan baru sebuah data yang belum tersedia untuk umum pada saat ini.
3. Terkait film Suicide Squad versi 2016?
Faktor lainnya boleh jadi terkait dengan membingungkannya latar belakang film tersebut. Keputusan untuk meminimalisasi referensi Suicide Squad asli dalam pemasaran menimbulkan kebingungan tentang identitas film tersebut. Di sisi lain, karakter seperti Harley Quinn, Amanda Waller, dan Rick Flag kembali, semakin memperumit persepsi penonton bioskop tentang apa sebenarnya film itu.
4. Nilai jual film
Kendati Joker bertato yang diperankan Jared Leto lebih banyak dihina di internet, tapi dia adalah nilai jual yang bisa dikenali. Begitu pula dengan kehadiran Will Smith dan janji bahwa Suicide Squad pasti akan terhubung dengan Batman v. Superman yang saat itu baru saja dirilis. Namun tidak dengan Harley Quinn yang kembali diperankan Margot Robbie. Nama besar seperti aktor Idris Elba dan John Cena pun tidak membantu karena mereka adalah anggota pemeran baru terlepas dari kekuatan bintang mereka.
5. Apa arti box office bagi DCEU?
Kegagalan film di pembukaan box office tidak semata-mata membuat hancur DCEU. Film masih menjadi hit kritis dan memiliki peluang untuk mendatangkan pemirsa streaming melalui mulut ke mulut.
Film juga masih dibuka di posisi teratas di box office. Serial spin-off, "Peacemaker", masih bergerak maju sebagai tayangan eksklusif HBO Max. Semua ini menunjukkan bahwa angka box office mungkin lebih menunjukkan fakta pasar film pada umumnya, tetapi tidak ini jauh dari panggilan kiamat bagi DCEU.