REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mufti Yerusalem Sheikh Mohammed Hussein menyerukan untuk menolak proyek-proyek Yudaisasi di Masjid Ibrahimi di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki. Dalam sebuah pernyataan, dia mengatakan bahwa pendudukan Israel berencana membangun lorong, koridor, dan memasang lift untuk memfasilitasi akses pemukim Yahudi ke masjid.
Sheikh Hussein mengatakan bahwa, proyek pembangunan ini menggunakan sekitar 300 meter persegi area masjid. Dia menekankan bahwa pembangunan tersebut adalah pelanggaran terhadap properti Muslim, dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional yang melindungi tempat-tempat suci serta kebebasan beragama.
"Tindakan terbaru pendudukan akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, rencana jahat ini tidak akan mengubah hak Muslim yang tidak dapat dicabut atas masjid dan wakaf mereka," ujar Sheikh Hussein, dilansir Middle East Monitor, Rabu (11/8).
"Ini adalah retensi perang komprehensif pendudukan di semua situs suci Islam di Palestina sebagai bagian dari kebijakannya untuk Yahudisasi tanah yang diduduki," kata Sheikh Hussein menambahkan.
Rencana Israel untuk merebut Masjid Ibrahimi bertentangan dengan hukum internasional. Pada 2017, UNESCO memasukkan Masjid Ibrahimi dan Kota Tua Hebron sebagai situs warisan Palestina.
Proyek Yudaisasi dioperasikan oleh Departemen Teknik dan Konstruksi Kementerian Keamanan Israel di bawah pengawasan administrasi sipil Israel. Pembangunan ini diperkirakan akan berlangsung sekitar enam bulan.