REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19 di Kota Bogor hingga Rabu (11/8) mencapai 44,50 persen untuk penyuntikan vaksin dosis pertama, dan 21,76 persen untuk penyuntikan vaksin dosis kedua.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim di Kota Bogor, Rabu, mengatakan dari capaian pelaksanaan vaksinasi tersebut, masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Bogor untuk memobilisasi masyarakat agar mau divaksin.
Menurut Dedie A Rachim, capaian vaksinasi dosis kedua jauh lebih rendah daripada dosis pertama. "Secara umum, warga masih harus didorong untuk berpartisipasi aktif menjalani vaksinasi guna meningkatkan capaian target," katanya.
Guna mempercepat pelaksanaan vaksinasi massal COVID-19, Pemerintah Kota Bogor bekerja sama dengan TNI, Polri, dan pihak terkait lainnya, melaksanakan vaksinasi massal di 18 lokasi di Kota Bogor. Ke-18 lokasi itu adalah, Gedung Puri Begawan, Mal Boxies 123, Plaza Jambu Dua, Gedung Braja Mustika, Gedung DPRD Kota Bogor, Mal Botani Square, Sekolah Bina Insani, Mal Transmart, Sekolah Tunas Harapan, Mal BTM, SMAN 7, Sekolah Kinderfield, SMPN 14, SMKN 2, SMAN 6, Sekolah At - Taufiq, dan SMAS Ummul Quro.
Menurut Dedie, lokasi pelaksanaan vaksinasi massal ini diperbanyak untuk memudahkan warga yang akan menjalani vaksinasi dalam menjangkau lokasinya. "Warga yang belum menjalani vaksinasi agar segera mendatangi lokasi vaksinasi, terutama warga ber-KTP Kota Bogor," katanya.
Di Kota Bogor, kata dia, juga tersedia vaksin Moderna untuk vaksinasi tahap ketiga atau "booster" bagi tenaga kesehatan, yang sehari-hari berhadapan dengan pasien COVID-19.
"Vaksin Moderna untuk dosis ketiga itu akan disuntikkan jika capaian vaksinasi di Kota Bogor sudah mencapai 50 persen," katanya.
Dedie mengingatkan warga Kota Bogor untuk segera mendaftarkan diri menjalani vaksinasi, karena pemerintah pusat telah mengisyaratkan bahwa sertifikat vaksinasi akan menjadi persyaratan mendatangi tempat keramaian, seperti mal dan gedung.
"Syarat sertifikat vaksinasi ini sangat memungkinkan. Kalau sekarang memang belum menerapkan syarat ini," katanya.
Dedie juga berharap kasus positif COVID-19 terus menurun dan tingkat keterisian tempat tidur (BOR) untuk pasien positif COVID-19 di Kota Bogor terus menurun, sehingga level PPKM di Kota Bogor juga menurun. "Kalau sudah menurun dapat dilakukan pelonggaran," katanya.