Kamis 12 Aug 2021 09:31 WIB

KSAL: Implementasi Blue Economy Sulit tanpa Stabilitas Laut

KSAL menekankan pentingnya melindungi jalur perdagangan laut

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono (kiri) KSAL menekankan pentingnya melindungi jalur perdagangan laut
Foto: ANTARA /M Risyal Hidayat
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono (kiri) KSAL menekankan pentingnya melindungi jalur perdagangan laut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono, mengatakan konsep "blue economy" memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi kelautan yang berkelanjutan. Tetapi, implementasinya akan sulit terealisasi tanpa stabilitas dan keamanan di lautan.

"Aset Angkatan Laut tidak hanya penting dalam melindungi jalur perdagangan laut, namun juga penting dalam meyakinkan suatu tatanan yang baik di laut," ungkap Yudo dalam sambutan pada ASEAN Navy Chiefs Meeting (ANCM) Ke-15 Tahun 2021 melalui konferensi video, Rabu (11/8).

Baca Juga

Dengan alasan tersebut, kata dia, TNI AL melaksanakan operasi keamanan laut sepanjang tahun, baik secara individu maupun bersama-sama dengan Angkatan Laut negara tetangga. 

Menurut dia, operasi keamanan laut tersebut pada umumnya efektif dalam menghadapi sejumlah masalah, seperti insiden di laut, termasuk tumpahan minyak maupun kecelakaan di laut.

“Oleh karena itu, Angkatan Laut memiliki peranan penting dalam memberikan rasa aman pada kehidupan manusia di laut dan melindungi ekosistem dari kerusakan lingkungan dan polusi,” kata dia.

Dia juga menyatakan, kini membangun ekonomi yang berkelanjutan adalah salah satu tantangan terpenting di kawasan ASEAN. Untuk itu, diperlukan pendekatan baru, yaitu cara pandang kelautan di mana laut bukan saja sebagai sumber bagi kehidupan masyarakat di wilayah pesisir, tapi juga menyentuh seluruh lapisan masyarakat, baik negara yang dikelilingi daratan maupun di negara kepulauan.

Baca juga : Jakarta Herd Immunity, Epidemiologi: Wah Masih Jauh Sekali

“Jika kita bisa mengatur lautan kita secara berkelanjutan dan layak, maka kita akan menjadi bangsa maritim yang sejahtera di masa mendatang. Adalah tugas kita untuk melindungi, memperbaiki, dan menjaga keberlanjutan keanekaragaman alam lautan kita untuk generasi mendatang,” kata Yudo.

Dalam ANCM ke-15 itu diagendakan tentang Regional Maritime Security (MARSEC), pertukaran sudut pandang oleh para pemimpin Angkatan Laut ASEAN dan hasil pertemuan virtual kelompok kerja ASEAN Navy Training Experience Exchange Program (ANTEEP).

Selain itu, dibahas juga kegiatan mendatang yang di antaranya berupa 4th International Maritime Security Symposium (IMSS) 2021, Western Pacific Naval Symposium (WPNS) 2022, ASEAN Multilateral Naval Exercise (AMNEX), dan kegiatan lainnya.

Tentara Laut Diraja Brunei Darussalam (TLDB) selaku tuan rumah penyelenggara kegiatan ANCM ke-15 tahun 2021 mengambil  tema, “Blue Economy: We Care, We Prepare, We Prosper”. Kegiatan ini diikuti oleh pimpinan Angkatan Laut sembilan negara ASEAN, Tentara Rakyat Laos, dan Sekretariat Tetap ANCM.

Pada kesempatan tersebut disampaikan juga rencana TNI AL sebagai tuan rumah kegiatan ANCM ke-16 pada tahun 2022. Yudo dalam kegiatan ini didampingi Asintel Kasal, Laksda Angkasa Dipua, Asops Kasal, Laksda Dadi Hartanto, Paban IV Hublu Sintelal, dan Paban V Straops Sopsal. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement