REPUBLIKA.CO.ID, RABAT – Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid melakukan kunjungan ke Maroko pada Rabu (11/8). Itu merupakan lawatan perdana pejabat senior Israel sejak mereka melakukan normalisasi diplomatik dengan Rabat tahun lalu.
“Kami telah mendarat di Maroko. Bangga mewakili Israel selama kunjungan bersejarah ini,” kata Lapid lewat akun Twitter pribadinya saat ia dan delegasinya yang menumpang maskapai Israel, El Al, mendarat di Rabat, dikutip dari laman Al Arabiya.
Dia diagendakan bertemu Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita. Sebelum pertemuan tersebut dilangsungkan, Lapid dan delegasinya bakal terlebih dulu mengunjungi kompleks pemakaman kerajaan tempat raja Hassan II dan Mohammed V dimakamkan.
Pada Kamis (12/8), Lapid dijadwalkan meresmikan kantor diplomatik Israel di Rabat. Setelah itu, dia akan mengunjungi sinagoge Beth-El di Kasablanka.
Maroko diketahui memiliki komunitas Yahudi terbesar di dunia Arab yakni sekitar 3.000 orang. Dulu Maroko menampung lebih banyak warga Yahudi. Saat ini, sekitar 700 ribu orang Yahudi keturunan Maroko tinggal di Israel.
Maroko melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel tahun lalu. Ia menjadi negara Arab keempat yang mengambil langkah demikian. Sebelumnya Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan sudah terlebih dulu memilih memulihkan hubungan dengan Tel Aviv.
Sama dengan ketiga negara tersebut, pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga berperan dalam proses normalisasi Maroko-Israel. Sebagai imbalan normalisasi dengan Tel Aviv, pemerintahan Trump mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat yang dipersengketakan.