Kamis 12 Aug 2021 15:01 WIB

Konsumsi Kafein Terlalu Banyak Bisa Picu Osteoporosis

FDA merekomendasikan 400 miligram kafein per hari sebagai batas aman.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Terlalu banyak mengonsumsi kafein bisa memicu osteoporosis (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Terlalu banyak mengonsumsi kafein bisa memicu osteoporosis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyeruput minuman berkafein seperti kopi dan teh menjadi kebiasaan menyenangkan bagi sebagian orang. Selama dosisnya seimbang, kafein dapat mendatangkan manfaat. 

Sebaliknya, jika terlalu banyak justru membawa petaka. Menurut penelitian terbaru, dosis kafein yang lebih tinggi sekitar 800 miligram atau lebih per hari dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat (AS) merekomendasikan 400 miligram kafein per hari sebagai jumlah yang umumnya aman, termasuk kafein dari kopi, minuman energi, maupun minuman campuran olahraga.

Menurut sebuah penelitian di British Journal of Pharmacology, jika minum kopi sepanjang hari atau pil kafein untuk manfaat kinerja atletik, Anda mungkin ingin melacak jumlah kafein yang dikonsumsi. "Dosis kafein yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis," tulis penelitian tersebut, dilansir laman Men's Health, Kamis (12/8).

Peneliti mengamati 24 orang. Setengah dari mereka mengunyah permen karet non-kafein dan yang lainnya mengunyah versi berkafein. Selama enam jam, mereka mendapatkan permen karet segar beberapa kali. Kelompok terakhir akhirnya mengonsumsi sekitar 800 miligram kafein, setara dengan delapan cangkir kopi.

Kelompok itu melihat peningkatan yang signifikan kalsium dalam urin, 77 persen mengalami lebih banyak pada akhir enam jam dibandingkan saat mereka mulai. Jumlah output kalsium yang tinggi menunjukkan bahwa ginjal melepaskan mineral lebih cepat dibandingkan yang dapat diganti oleh tubuh.

Hasil itu membuat para peneliti menyimpulkan bahwa dalam jangka panjang, dapat menempatkan mereka yang berada dalam kelompok berkafein pada risiko yang jauh lebih tinggi dengan masalah kepadatan tulang dan, berpotensi, risiko lebih besar terkena osteoporosis. Hal itu menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. 

Masalah itu cenderung paling berdampak pada orang dewasa yang lebih tua, karena kehilangan kepadatan tulang secara alami seiring bertambahnya usia. Namun para peneliti menyimpulkan bahwa atlet juga berisiko jika mereka menggunakan kafein untuk peningkatan kinerja.

Itu bisa dikarenakan atlet terlalu banyak mengonsumsi minuman energi. Minuman dengan 300 hingga 400 miligram dalam satu kaleng dan beberapa suntikan energi dua ons juga sama dengan delapan cangkir kopi per hari.

Suplemen dengan kafein, seperti campuran pra-latihan, dapat berkisar antara 150 hingga 300 miligram per porsi. “Itu juga berarti mungkin untuk mencapai 800 miligram dan bahkan lebih tanpa menguras teko kopi," kata ahli diet dan konselor nutrisi yang berbasis di Virginia Beach, Kristin Gillespie, RD.

Saat dikonsumsi dalam jumlah sedang, efek kafein cukup sederhana. Kepada Runner's World, Gillespie mengatakan orang akan mendapat masalah jika mengonsumsi kafein dengan jumlah yang lebih tinggi. Jadi, menguranginya adalah pilihan terbaik.

FDA merekomendasikan 400 miligram kafein per hari sebagai batas aman. Bahkan dengan jumlah itu, Gillespie menyarankan untuk memastikan mengonsumsi kalsium dan vitamin D yang cukup. Kalsium dan vitamin D penting untuk menjaga kesehatan tulang.

Idealnya, terapkan kebiasaan sehat dalam pola makan sehari-hari, termasuk tidak berlebihan kafein. Jika kesulitan mendapatkan jumlah yang cukup, pertimbangkan untuk memasukkan suplemen. 

Selain itu, berolahraga secara teratur adalah bagian penting dari kesehatan tulang sehingga dapat menyeimbangkan jumlah kafein yang lebih tinggi. Hal yang juga tidak kalah penting yakni konsultasikan dengan ahli diet terdaftar atau profesional medis sebelum menambahkan suplemen apa pun ke dalam pola makan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement