Kamis 12 Aug 2021 16:21 WIB

Pelni Siapkan 4 Kapal Isolasi Apung untuk Pasien Covid-19

4 kapal isolasi apung ini akan disiagakan di Bitung, Belawan, Sorong dan Jayapura.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Petugas kesehatan menggendong seorang anak yang juga pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 ke atas KM Umsini saat peluncuran Isolasi Apung Terpadu di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/8/2021). Isolasi Apung Terpadu merupakan program isolasi bagi para pasien OTG COVID-19 yang menggunakan Kapal PT Pelni (Persero) bantuan dari Kementerian Perhubungan kepada Pemerintah Kota Makassar yang dapat menampung 804 pasien dan sekitar 60 orang tenaga kesehatan sebagai upaya penanganan pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Petugas kesehatan menggendong seorang anak yang juga pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 ke atas KM Umsini saat peluncuran Isolasi Apung Terpadu di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (2/8/2021). Isolasi Apung Terpadu merupakan program isolasi bagi para pasien OTG COVID-19 yang menggunakan Kapal PT Pelni (Persero) bantuan dari Kementerian Perhubungan kepada Pemerintah Kota Makassar yang dapat menampung 804 pasien dan sekitar 60 orang tenaga kesehatan sebagai upaya penanganan pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni dan sejumlah pemerintah daerah hari ini (12/8) menandatangani kesepakatan untuk menyediakan empat armada untuk isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala. Kapal tersebut akan menjadi tempat isolasi apung yang terpusat.

“Sebelum digunakan, seluruh kapal akan disterilisasi dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung untuk pelaksanaan isolasi terapung oleh pemerintah daerah dengan instansi,” kata Direktur Utama Pelni Insan Purwarisya L Tobing, Kamis (12/8).

Insan memastikan keempat kapal tersebut yaitu KM Tatamailau untuk disiagakan di Pelabuhan Bitung dan KM Bukit Raya di Pelabuhan Belawan. Sementara KM Sirimau di Pelabuhan Sorong dan KM Tidar di Pelabuhan Jayapura.

“Ini harus dilakukan demi memenuhi standar sebagai lokasi isolasi mandiri sesuai yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagaimana yang telah dilakukan di KM Umsini di Makassar,” jelas Insan.

Insan mengatakan, KM Umsini di Makassar telah memantik minat pemerintah daerah lainnya. Untuk merespon permintaan dari sejumlah daerah, Kementerian Perhubungan beserta Pelni dan sejumlah pemimpin daerah melakukan hal yang sama di wilayah lain.

Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan Kementerian Perhubungan dan Pelni dengan pejabat dari Bitung (Sulawesi Utara), Kabupaten Minahasa Utara, Medan,  Sorong, dan Jayapura.

Insan memastikan, seluruh kapal difasilitasi dengan kamera pengawas, internet, poliklinik, deck enam yang dapat digunakan sebagai area joging. Begitu juga top deck yang dapat dimanfaatkan sebagai lokasi berjemur dan berolahraga.

“Kami harap fasilitas tersebut dapat mendukung proses pemulihan bagi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi di atas kapal Pelni,” tutur Insan.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kapal isolasi terapung tersebut dapat menjadi alternatif ruang isolasi bagi para pasien Covid-19 tanpa gejala. Dengan begitu, Budi menilai dapat mempercepat kesembuhan dibandingkan dengan melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Upaya penyediaan kapal isolasi terpadu ini merupakan bentuk komitmen dukungan kami, sejalan dengan arahan bapak presiden yang meminta kementerian dan lembaga untuk bersama-sama membantu mempercepat penanganan Covid-19 di Indonesia,” jelas Budi.

Budi memastikan, kapal dari Pelni tersebut akan segera ditempatkan di daerah-daerah tersebut untuk membantu penanganan Covid-19. Budi memastikan sudah berkoordinasi dengan jajaran Otoritas Pelabuhan dan Syahbandar yang ada di daerah untuk membantu pemerintah daerah.

“Kami juga minta Pelni, dan TNI Polri untuk membantu pemerintah daerah,” ungkap Budi.

Budi mengharapkan kapal tersebut dapat digunakan seoptimal mungkin bagi masyarakat di daerah yang membutuhkan. Dia mengharapkan, masyarakat yang terpapar dan melakukan isolasi di kapal tersebut.

Hingga saat ini, kapal isolasi terapung sudah tersedia di enam daerah setelah sebelumnya Makassar sudah lebih dahulu disinggahi kapal KM Umsini milik Pelni. Melalui perjanjian kerja sama dengan lima daerah tersebut akan disediakan sebanyak empat kapal.

KM tatamailau dengan kapasitas 458 bed yang terdiri dari 448 bed untuk pasien dan 10 bed untuk nakes. Kapal tersebut akan ditempatkan di Pelabuhan Bitung untuk melayani masyarakat Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara.

Lalu KM Bukit Raya dengan kapasitas 463 bed yang terdiri dari 450 bed untuk pasien dan 13 bed untuk nakes. Kapal tersebut akan ditempatkan di Pelabuhan Belawan untuk melayani masyarakat Kota Medan.

Selanjutnya, KM Sirimau dengan kapasitas 460 bed yang terdiri dari 449 bed untuk pasien dan 11 bed untuk nakes. Kapal tersebut akan ditempatkan di Pelabuhan Sorong untuk melayani masyarakat Kota Sorong.

Lalu KM Tidar dengan kapasitas 929 bed yang terdiri dari 873 bed untuk pasien dan 56 bed untuk nakes. Kapal tersebut yang akan ditempatkan di Pelabuhan Jayapura untuk melayani masyarakat Kota Jayapura.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement