Jumat 13 Aug 2021 00:30 WIB

Kejatuhan Ghazni Pukulan Telak untuk Pemerintah Afghanistan

Komandan polisi dan gubernur setempat putus asa dan tidak punya pilihan lain.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Pejuang Taliban berjaga di sebuah pos pemeriksaan di dalam kota Farah, ibu kota provinsi Farah, Afghanistan barat daya, Rabu, 11 Agustus 2021. Para pejabat Afghanistan mengatakan tiga ibu kota provinsi lagi telah jatuh ke tangan Taliban,
Foto: AP/Mohammad Asif Khan
Pejuang Taliban berjaga di sebuah pos pemeriksaan di dalam kota Farah, ibu kota provinsi Farah, Afghanistan barat daya, Rabu, 11 Agustus 2021. Para pejabat Afghanistan mengatakan tiga ibu kota provinsi lagi telah jatuh ke tangan Taliban,

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban telah merebut kota strategis Ghazni, yang terletak sekitar 150 kilometer di selatan Kabul. Taliban menguasai seluruh kota pada Kamis (12/8) pagi, membobol sebuah penjara dan membebaskan sekitar 400 narapidana.

The Guardian melaporkan, serangan di kota Ghazni dimulai sekitar tengah malam, yang mengarah ke bentrokan jalanan dengan pasukan keamanan.  Pada pukul 08.00 pagi, Taliban telah menguasai sebagian besar kota.

Baca Juga

"Komandan polisi dan gubernur setempat putus asa dan tidak punya pilihan lain dan bergabung dengan Taliban. Orang-orang bersembunyi di rumah mereka, tidak ada yang keluar," ujar seorang pejabat.

Ghazni adalah ibu kota provinsi ke-10 yang jatuh ke tangan Taliban dalam waktu kurang dari seminggu. Ini merupakan pukulan besar bagi pemerintah Afghanistan, karena kota itu terletak di jalan raya yang menghubungkan Kabul ke Afghanistan selatan.

Taliban berhasil merebut Ghazni setelah merebut kota utama Pul-e-Khumri, yang terletak 140 mil di utara ibu kota pada dua hari lalu. Hal ini memberikan kendali strategis bagi Taliban atas persimpangan jalan yang menghubungkan Kabul ke utara dan barat.

Pertempuran juga berkecamuk di Lashkar Gah pada Kamis. Lashkar Gah merupakan salah satu kota terbesar Afghanistan di provinsi Helmand. dikepung setelah serangan militan Talibana selama seminggu.

Baca juga: Libya Perintahkan Penangkapan Putra Qaddafi Saif Al Islam

Pemerintah Afghanistan berharap dapat mempertahankan Lashkar Gah. Tetapi sebuah bom mobil bunuh diri pada Rabu (11/8) menargetkan markas besar polisi setempat.

Pada Kamis, Taliban telah mengambil alih markas polisi tersebut. Seorang anggota parlemen dari Helmand, Nasima Niazi mengatakan, beberapa petugas polisi menyerah kepada Taliban, dan petugas lainnya mundur ke kantor gubernur terdekat, yang masih dipegang oleh pasukan pemerintah.

Niazi mengatakan dia yakin serangan Taliban menewaskan dan melukai anggota pasukan keamanan, tetapi dia tidak memiliki jumlah korban. Niazi mengatakan, bom mobil bunuh diri lainnya menargetkan penjara provinsi, tetapi pemerintah masih dapat menahannya.

Taliban telah membebaskan ratusan anggotanya selama seminggu terakhir. Hal ini memperkuat barisan mereka. Selain itu, Taliban juga merebut senjata dan kendaraan yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS).

Niazi mengkritik serangan udara yang dilakukan oleh pasukan pemerintah Afghanistan. Dia mengatakan, serangan udara tersebut kemungkinan besar telah menewaskan atau melukai warga sipil.

Baca juga : Pasien Covid-19 Berubah Pandangan Soal Vaksinasi, Apa Sebab?

 “Taliban menggunakan rumah-rumah sipil untuk melindungi diri mereka sendiri, dan pemerintah, tanpa memperhatikan warga sipil, melakukan serangan udara,” kata Niazi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement