REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris mengatakan pada kuartal kedua 2021 perekonomian negara itu tumbuh sebesar 4,8 persen, tepat setelah peraturan pembatasan sosial pandemi Covid-19 dicabut.
Pada Kamis (12/8), Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan perekonomian Inggris naik 1 persen pada Juni, pertumbuhan kelima kalinya berturut-turut pada tahun ini.
Dicabutnya peraturan pembatasan sosial dan cepatnya program vaksinasi mendorong pertumbuhan ekonomi Inggris beberapa bulan terakhir. Pada Juli lalu, semua pembatasan kontak seperti peraturan jaga jarak dan jumlah orang yang diizinkan menghadiri suatu pertemuan dicabut.
Ekonom memprediksi pertumbuhan akan terus berlangsung selama beberapa bulan ke depan, walaupun kasus infeksi yang terkonfirmasi terus bertambah saat kontak sosial juga semakin banyak dilakukan.
Salah satu yang tidak pasti adalah bagaimana perekonomian disesuaikan dengan berakhirnya program cuti. Program tersebut diperkenalkan di awal pandemi pada Maret 2020 lalu untuk memastikan angka pengangguran tidak meledak setelah pemerintah memberlakukan karantina nasional atau lockdown.
Pemerintah membayar gaji 80 persen pekerja yang tidak dapat bekerja karena lockdown. Program yang selesai pada September itu membantu lebih dari 11 juta orang.
Kini jumlah jumlah orang yang dibantu tinggal dua juta orang. Banyak sektor ekonomi yang dibuka kembali terutama sektor pariwisata dan akomodasi. Program itu menekan angka pengangguran tetap bertahan di bawah 5 persen.