Sejumlah Bangunan di Pantai Rusak Akibat Gelombang Tinggi
Red: Bilal Ramadhan
Pengunjung mengamati gelombang tinggi di Pantai Glagah, Kulon Progo, DI Yogyakarta. | Foto: Antara/Prasetia Fauzani
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejumlah bangunan di sepanjang pantai selatan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami kerusakan akibat dihantam gelombang tinggi pada Rabu (11/8) dari pukul 22.00 sampai 23.30 WIB.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) Wilayah V Glagah Aris Widiatmoko mengatakan tiga pantai yang paling terdampak gelombang tinggi, yakni Pantai Bugel, Pantai Glagah dan pantai di kawasan Mangrove Pasir Kadilangu dan Pasir Mendit.
Di kawasan Pantai Glagah gelombang tinggi naik hingga batas tanggul pasiran dan mengakibatkan bangunan enam warung, tiga kolam renang dan dua kamar mandi milik pelaku wisata rusak dengan total kerugian sekitar Rp 17 juta. Di sekitar Labuhan Pantai Glagah, air laut juga menyebabkan kerusakan tiga bangunan warung.
"Gelombang tinggi merupakan peristiwa tahunan. Tidak ada korban jiwa, hanya menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan di kawasan pantai," kata Aris.
Ia mengatakan gelombang tinggi juga menggerus tanggul di Pantai Mangrove dan Pantai Bugel. Di Pantai Trisik, air menggerus tanggul yang menyebabkan abrasi hingga mendekati penangkaran penyu.
Selain itu, satu kamar di salah satu bangunan rusak berat dan satu kamar mandi hampir terbawa air laut. "Saat ini, personel Satlinmas Wilayah V Glagah masih berpatroli di kawasan pantai untuk antisipasi jika gelombang tinggi kembali terjadi," katanya.
Aris mengimbau kepada pelaku usaha atau siapa saja yang berada di kawasan pantai selatan di wilayah Kulon Progo agar selalu berhati-hati dengan gelombang tinggi yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
"Terlebih di malam hari, kami mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Nelayan juga kami imbau untuk berhati-hati saat hendak memutuskan untuk melaut," ujar Aris.
Salah satu nelayan Pantai Trisik Dwi Surya mengatakan nelayan Pantai Trisik tidak melaut pada saat ini. Nelayan yang melaut pada kondisi bagus dan tangkapan yang memiliki nilai jual tinggi.
"Nelayan hanya melaut pada bulan tertentu yang banyak ikan dan gelombang bagus. Sehingga, pada gelombang tinggi hanya menyebabkan abrasi di Pantai Trisik," katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi DIY Reni Kraningtyas mengatakan jika berdasarkan prakiraan cuaca yang dilakukan oleh jawatannya, gelombang laut di wilayah pesisir selatan DIY masih cukup tinggi.
"Tinggi gelombang di perairan DIY berkisar antara empat sampai enam meter. Itu termasuk kategori tinggi. Untuk pergerakan angin dari arah tenggara dengan kecepatan maksimum 40 kilometer per jam," kata Reni.