Jumat 13 Aug 2021 18:17 WIB

Mentan Tinjau Industri Pengolahan Porang Madiun

Mentan menyebut Kementan mendorong budidaya porang agar lebih maju

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Mentan Syahrul Yasin Limpo mengunjungi industri pengolahan porang di Madiun, Jumat (13/8/2021), untuk mempersiapkan peresmian yang akan dilakukan Presiden Jokowi.
Foto: Dok. Kementan
Mentan Syahrul Yasin Limpo mengunjungi industri pengolahan porang di Madiun, Jumat (13/8/2021), untuk mempersiapkan peresmian yang akan dilakukan Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau industri pengolahan porang Madiun, Jumat (13/8). Syahrul mengatakam, porang menjadi komoditas pilihan Presiden Jokowi untuk menjadi komoditas andalan baru di Indonesia. Khususnya dalam rangka membuat alur ekspor yang lebih beragam dan lebih optimal ke seluruh mancanegara.

Ia mengaku, Kementerian Pertanian bersama pemerintah daerah dan pelaku usaha juga terus memperbaiki budidaya porang agar lebih maju. Perbaikan dilakukan hingga proses pasca panen, pengumpulan, dan bagaimana membawanya masuk ke industri untuk memberikan nilai tambah dan kemudian melakukan eksportasi ke negara negara tertentu.

"Porang menjadi komoditi negara tropis. Spesifiknya Indonesia memiliki kemampuan itu. Juga kita berharap, kita makan tidak hanya beras, boleh kenyang dengan berbagai aneka ragam komoditi yang kita miliki," kata Syahrul.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan, Kementan menjadikan porang sebagai mahkota yang masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks). Selain itu, ada juga komoditas sarang burung walet.

Nilai ekspor porang pada 2020 sebesar Rp 923,6 miliar dengan negara tujuannya adalah Cina, Thailand, Taiwan, Vietnam, Myanmar, Jepang, dan beberapa negara lainya. Jenis yang diekspor dalam bentuk chip dan tepung. Guna melindungi plasma nutfah, tidak diperkenankan ekspor benih dan umbi.

"Luas lahan porang harus ditingkatkan di seluruh wilayah Indonesia. Porang tidak hanya diolah menjadi tepung, tapi juga sebagai pangan alternatif pengganti beras sehingga budidaya porang terus diperluas," ujarnya.

Suwandi menyebutkan, terobosan yang dilakukan Kementan yakni memberikan bantuan bibit, pupuk, dan pendampingan kepada petani. Selanjutnya, pemerintah pun menyediakan fasilitas pinjaman modal dengan bunga rendah yakni melalui KUR. 

Luas eksisting porang pada 2020 sebesar 19.950 hektar, dan di 2021 mencapai 47.461 hektar yang tersebar di 15 provinsi. Ditargetkan maksimal 2024 menjadi 100.000 hektar didukung industri hilir atau olahan dan pasarnya. Rencana target tanam porang di 2021 sebesar 10.000 hektar tersebar di Provinsi Aceh 1.000 hektar, Jawa Barat 1.000 hektar, Jawa Tengah 1.500 hektar, Jawa Timur 3.000 hektar, NTT 1.000 hektar, NTB 500 hektar, dan Sulsel 2.000 hektar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement