Jumat 13 Aug 2021 22:16 WIB

AS Kurangi Staf Kedubes di Kabul

Kedutaan AS di Kabul tetap buka tapi staf yang bertugas akan dikurangi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Pejuang Taliban berpatroli di dalam kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, Kamis, 12 Agustus 2021.
Foto: AP/Gulabuddin Amiri
Pejuang Taliban berpatroli di dalam kota Ghazni, barat daya Kabul, Afghanistan, Kamis, 12 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Kamis (12/8) mengurangi staf kedutaan besar di Kabul. Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan AS akan mengurangi kehadiran diplomatik di Afghanistan.

"Kedutaan tetap buka dan kami berencana untuk melanjutkan pekerjaan diplomatik kami di Afghanistan. Amerika Serikat akan terus mendukung layanan konsuler,  termasuk pemrosesan dan pengoperasian program Visa Imigran Khusus (SIV) dan kami akan terus terlibat dalam diplomasi dengan pemerintah Afghanistan," ujar Price dilansir Anadolu Agency, Jumat (13/8).

Baca Juga

Pentagon akan mengirim pasukan tambahan untuk meningkatkan keamanan di Bandara Internasional Hamid Karzai, ketika staf kedutaan meninggalkan Afghanistan. Juru bicara Pentagon John Kirby menjelaskan tiga batalyon infanteri yang terdiri dari sekitar 3.000 tentara akan dikerahkan ke bandara Kabul dalam dua hari ke depan. Sementara 1.000 tentara tambahan akan dikirim ke Doha dalam beberapa hari mendatang untuk membantu proses SIV.

"Sebuah brigade infanteri tempur tambahan akan dikirim ke Kuwait dan akan dikirim ke Kabul jika diperlukan untuk memberikan keamanan tambahan di bandara," kata Kirby, sembari mencatat bahwa Pentagon mengantisipasi menerbangkan staf kedutaan keluar dari Kabul.

Departemen Luar Negeri menolak untuk mengungkapkan berapa banyak staf yang akan meninggalkan Afghanistan. AS saat ini fokus pada relokasi untuk warga negara Afghanistan yang membantu pasukan AS selama operasi di Kabul. Sejauh ini, lebih dari 1.200 warga Afghanistan telah dibawa ke AS.

Taliban menguasai markas dan bandara Korps Pamir ke-217 Tentara Nasional Afghanistan di provinsi utara Kunduz yang strategis dan penting pada Kamis pagi. Seorang pejabat pemerintah Afghanistan mengatakan pasukan keamanan menyerah dalam pertempuran melawan Taliban di wilayah tersebut. Taliban menyita semua senjata dan amunisi fasilitas itu.

Taliban juga telah menguasai Ghazni di Afghanistan tengah. Hal ini menjadikan Ghazni sebagai ibu kota provinsi kesepuluh yang jatuh ke tangan Taliban. Ghazni terletak 150 kilometer dari Kabul.

Kementerian Pertahanan Afghanistan mengklaim telah membunuh 326 militan Taliban dalam 24 jam terakhir. Pasukan keamanan Afghanistan melakukan serangan darat dan udara terhadap Taliban.

Perwakilan dari PBB, China, Uzbekistan, Pakistan, Inggris dan Uni Eropa, Jerman, India, Norwegia, Tajikistan, Turki, dan Turkmenistan mengadakan pembicaraan di Doha. Pembicaraan bertujuan membentuk konsensus untuk mendesak gencatan senjata dan pengurangan  kekerasan di Afghanistan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement