REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengintegrasian antara Alun-alun Kota Bogor di eks Taman Topi dan Stasiun Bogor terus berlanjut. Hari ini, Jumat (13/8), tembok pembatas antara eks Taman Topi dengan Stasiun Bogor di Jalan Dewi Sartika dibongkar.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengatakan pembongkaran tersebut dilakukan untuk menyesuaikan keindahan desain dari Alun-alun Kota Bogor yang tengah dibuat. Sebab, tembok pembatas yang ada saat ini sudah lapuk dimakan usia. Meski saat ini dibongkar, ke depannya akan ada pemisahan antara aset PT Kereta Api Indonesia (KAI), dengan aset Alun-alun Kota Bogor.
"Kebutuhan sekarang untuk membongkar tembok adalah tadi, menyesuasikan estetika desain taman yang sudah kita buat. Jadi sekarang, saat ini kan tertutup tembok seperti tidak terawat. Nah nanti tetap ada pemisahan meskipun terintegrasi , dan terasa mana aset PT KAI, mana aset milik alun-alun," kata Dedie ketika ditemui Republika di lokasi pembangunan Alun-alun Kota Bogor, Jumat (13/8).
Dedie mengatakan, dengan dibongkarnya tembok tersebut, akan dibangun saluran drainase di lokasi tersebut. Tak hanya itu, nantinya akan dibangun tembok pemisah baru yang lebih baik untuk pemisahan aset dengan PT KAI.
"Jadi aset PT KAI tentu tidak akan kita ganggu gugat ya, dan akan sama-sama kita pelihara. Sekaligus juga menjadi integra dari alun-alun Kota Bogor, bersama dengan masjid agung nantinya," ujarnya.
Lebih lanjut, Dedie memaparkan, pembangunan Alun-alun Kota Bogor yang sudah dimulai sejak akhir Juni sudah mencapai 20 persen. Melihat capaian tersebut, Dedie yakin Alun-alun Kota Bogor bisa selesai pada Desember mendatang.
Selain berterimakasih atas dukungan dari PT KAI, PT KCI, dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan rencana pembangunan alun-alun ini, Dedie berharap PT KAI, PT KCI maupun Kemenhub dapat memanfaatkan akses yang sudah disiapkan. Antara lain dengan mengubah muka Stasiun Bogor kembali di Jalan Dewi Sartika, dari yang saat ini di Jalan Mayor Oking.
"Kami juga berharap, PT KAI KCI Kemenhub dapat memnafaatkan akses yang sudah kita siapkan. Sehingga nanti mungkin muka dari stasiun bisa dikembalikan seperti sejak perencanaan zaman Belanda ke arah area Jalan Dewi Sartika," katanya.
Di samping itu, sambung Dedie, dengan selesainya Alun-alun Kota Bogor nanti dapat disesuaikan dengan tata ruang dan tata kota. "Termasuk juga Bogor sebagai salah satu kota di Asia yang pertama kali dijadikan oleh Belanda sebagai Green City, itu bisa terlaksana. Jadi historynya tidak kita lepas," jelasnya.