REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan tidak semua pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terkena dampak pandemi Covid-19. Mereka yang berbisnis dengan memanfaatkan teknologi digital justru tumbuh secara signifkan.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam webinar bertema "Mendorong Transformasi Digital UMKM Melalui E-Commerce", Jumat, (13/8). Menurutnya yang terdampak UMKM yang terkait dengan kegiatan perkantoran, sekolah, industri, karena WFH, usaha mereka terhenti, kebanyakan di sektor makan dan minuman.
"Ada UMKM yang masih bisa berjualan namun omzetnya turun. Di luar itu ada yang tumbuh, yakni UMKM yang terhubung ke platform digital," ujar Teten.
Apa yang diungkapkan Teten sejalan dengan hasil survei yang dilakukan Tempo Data Science (TDS) tentang praktik e-commerce di Indonesia periode Mei-Juli 2021.
Menurut peneliti TDS, Ai Mulyani, untuk bisa bertahan dan berkembang, selama pandemi, sebagian besar (82 persen) UMKM berusaha mengoptimalkan aktivitas penjualan online melalui outlet mereka di platform e-commerce dan juga lapak di media sosial.
"Tidak ada hambatan berarti bagi para penjual dalam pemanfaatan platform pemasaran online. Minimnya barriers to entry memberikan keuntungan optimum bagi para UMKM untuk memanfaatkan infrastruktur yang telah tersedia,” kata Ai.
Survei ini juga menemukan fenomena bahwa ternyata penjual cenderung multi user, yakni memanfaatkan lebih dari satu platform di saat bersamaan."Mereka beralasan penggunaan lebih banyak sarana e-commerce akan memaksimalkan jangkauan kepada lebih banyak target konsumen,” kata Ai Mulyani.