Jumat 13 Aug 2021 23:42 WIB

Jubir: Baru 3,402 Juta Lansia yang Dapat Vaksin Lengkap

Jubir Kemenkes mengatakan baru 15,79 persen lansia mendapatkan vaksin Covid lengkap

Rep: Rr Laeny Sulistyawati  / Red: Bayu Hermawan
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski program vaksinasi untuk kelompok lanjut usia (lansia) telah bergulir sejak April 2021, namun hingga saat ini baru 4,98 juta lansia mendapatkan vaksin dosis pertama dan 3,4 juta telah menerima dosis lengkap atau sekitar 15 persen. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmidzi, salah satu penyebabnya karena masih banyak lansia yang meragukan vaksinasi Covid dan enggan divaksin.

"Dari target sasaran sebanyak 21,5, juta lansia yang seharusnya menerima vaksinasi dosis pertama dan sudah menyelesaikannya, ternyata hingga per 12 Agustus 2021 ternyata baru 4,98 juta kelompok lansia atau 23,14 persen yang telah mendapatkannya," ujarnya saat konferensi virtual KPCPEN bertema Pentingnya Dukungan Keluarga dan Orang Terdekat dalam Mempercepat Program Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia, Jumat (13/8).

Baca Juga

Sementara lansia yang telah mendapatkan vaksin dosis lengkap sebanyak 3,402 juta atau 15,79 persen. Pihaknya mengakui, target sasaran lainnya yaitu sumber daya manusia (SDM) kesehatan, petugas publik, hingga masyarakat umum lebih banyak mendapatkan vaksin dibandingkan kelompok manula. 

Bahkan, pihaknya mencatat lansia yang telah mendapatkan dosis pertama vaksinasi masih kalah jumlahnya dibandingkan masyarakat umum sebanyak 5,66 juta yang mendapatkan vaksin dosis lengkap. Ia menyebutkan, masih banyak lansia yang belum divaksin karena kelompok rentan ini merasa lebih aman kalau ditemani anaknya ketika divaksin.  

Siti Nadia melanjutkan, hal ini sama dengan hasil survei psikologis bahwa lansia menyukai tempat vaksin yang dekat dengan tempat tinggalnya, ingin didampingi keluarga atau teman yang sebaya. Kemudian jika tempat vaksinasi jauh dan sulit membutuhkan fasilitas kendaraan. 

Siti Nadia mengakui, tantangan vaksinasi untuk lansia di Indonesia sama seperti pelaksanaan di Singapura dan Malaysia. Ternyata di dua negara ini masih ada lansia yang tidak mau divaksin bahkan Singapura. Sulitnya lansia mengakses vaksin membuat pemerintah Singapura sampai menjemput bola (door to door) untuk vaksinasi warganya. 

Tak hanya itu, pihaknya mencatar pelaksanaan vaksin lansia di negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan negara lain sudah mencapai 70 persen hingga 80 persen. "Padahal,  vaksinasi untuk lansia pada prinsipnya sangat aman," ucapnya.

Pihaknya mengaku memprioritaskan lansia meski semua kelompok sasaran bisa mendapatkannya. Oleh karena itu, dia melanjutkan, Kemenkes mendorong lansia segera ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 

Ia menambahkan, upaya lain yang dilakukan pemerintah pusat yaitu bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat  terutama organisasi keagamaan, terutama forum pengajian dan keagamaan supaya mendorong vaksinasi lansia. Pihaknya juga mendorong dinas kesehatan untuk bekerja sama dengan berbagai forum keagamaan yang ada ataupun melalui forum alumni dan organisasi masyarakat lainnya untuk membuat sentra vaksinasi. 

Sebab, pihaknya tidak menutup kemungkinan vaksinasi lansia dilakukan melalui organisasi keagamaan. Selain itu, ini jadi tugas pemerintah daerah untuk memprioritaskan lansia. Kemenkes mendorong Pemda segera meminta RT, RW dan kepala desa setempat untuk melakukan pendataan pada lansia dan segera disampaikan pada puskesmas untuk segera diberikan vaksinasi. 

Siti Nadia mengatakan, keluarga juga punya peran penting untuk membantu program vaksinasi lansia. "Kita sebagai bagian dari keluarga mendorong lansia untuk menyampaikan informasi ada Covid, jika tidak divaksin supaya dibujuk mau divaksin," ucapnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement