REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sensus Amerika Serikat (AS) tahun 2020 menunjukan tidak ada kelompok ras atau etnik yang menjadi mayoritas pada kelompok usia 18 tahun ke bawah dan untuk pertama kalinya populasi kulit putih menurun. Sementara populasi Hispanik dan Asia meledak satu dekade terakhir. Ini kian membuktikan AS adalah rumah yang nyaman untuk ras apapun.
Data yang dirilis Biro Sensus AS Kamis (12/8) lalu memperlihatkan detail bagaimana Negeri Paman Sam sudah berubah sejak 2010 lalu. Sensus ini juga akan menjadi instrumen untuk menggambar ulang peta politik AS.
Sensus ini diprediksi memicu perebutan suara yang intensif saat AS sedang terpecah belah dan memperdebatkan hak pilih. Data sensus juga dapat memprediksi partai mana yang akan menguasai House di pemilihan 2022 dan mendapatkan banyak suara pada tahun-tahun mendatang.
Data sensus juga akan membentuk distribusi 1,5 triliun dolar AS anggaran negeri kaya tersebut. Sensus terbaru tidak hanya menunjukkan perubahan demografi dalam satu dekade terakhir. Tapi juga memberikan petunjuk tentang masa depan Amerika.
Pada intinya sensus tersebut menunjukkan tidak ada kelompok ras atau etnis yang mendominasi pada kelompok usia 18 tahun ke bawah. Dalam satu dekade terakhir jumlah kulit putih non-Hispanik turun dari 53,5 persen menjadi 47,3 persen.
Menurunya jumlah anak-anak disebabkan turunnya angka kelahiran. Sementara angka orang dewasa tumbuh di dorong menuanya generasi baby boomers. Pada tahun 2020 orang dewasa berusia 18 tahun ke atas tiga perempat populasi AS atau sekitar 258,3 juta orang naik 10 persen lebih dari tahun 2010.
Namun populasi anak-anak berusia 18 tahun ke bawah turun dari tahun 2010 sekitar 74,2 juta menjadi 73,1 juta pada tahun 2020.
"Bila tidak karena Hispanik, Asia, orang-orang dari dua ras itu atau lainnya, mereka yang jumlah anak-anaknya tumbuh," kata peneliti senior Brookings’ Metropolitan Policy Program. William Frey, Jumat (13/8).
"Banyak anak-anak muda dari kelompok minoritas penting bagi pertumbuhan kami di masa depan, tidak hanya populasi anak-anak tapi masa depan tenaga kerja kami," tambahnya.
Dari tahun 2010 ke 2020 angka populasi masyarakat Asia dan Hispanik berkembang. Naik sekitar tiga dan hampir empat kali lipat dalam satu dekade. Populasi masyarakat Asia di AS pada 2020 mencapai 24 juta orang dan Hispanik mencapai 62,1 juta orang.
Ledakan populasi Hispanik menyumbang hampir setengah pertumbuhan populasi AS. Pertumbuhan populasi Negeri Paman Sam mengalami perlambatan hingga titik terburuk sejak Depresi Besar.
Sebagai perbandingan, pertumbuhan masyarakat non-Hispanik dalam satu dekade hanya 4,3 persen. Persentase populasi Hispanik naik dari tahun 2010 sebanyak 16,3 persen menjadi 18,7 persen pada tahun 2020.
"Sensus 2020 mengkonfirmasi apa yang telah kami ketahui selama bertahun-tahun, masa depan negara ini Latino," kata CEO National Association of Latino Elected and Appointed Officials Educational Fund, Arturo Vargas.
Persentase populasi kulit putih AS turun dari 63,7 persen pada tahun 2010 menjadi 57,8 persen pada tahun 2020. Penurunan ini disebabkan rendahnya angka kelahiran perempuan kulit putih dibandingkan perempuan Hispanik dan Asia.
Jumlah kulit putih non-Hispanik menyusut dari 196 juta orang pada tahun 2010 menjadi 191 juta orang tahun 2020. Namun kulit putih masih menjadi ras atau kelompok etnik paling umum di AS.
Walaupun ada perubahan di California di mana Hispanik menjadi kelompok etnik dan ras terbesar di negara bagian itu. Tumbuh dari 37,6 persen menjadi 39,4 persen dalam satu dekade sementara jumlah kulit putih menurun dari 40,1 persen menjadi 34,7 persen.