Sabtu 14 Aug 2021 08:15 WIB

Studi: Vaksin Moderna Lindungi dari Varian Delta

Perlindungan dari varian delta tampak bertahan setidaknya enam bulan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 Moderna. Studi mengungkap, vaksin tersebut dapat melindungi penerimanya dari varian delta.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Vaksin Covid-19 Moderna. Studi mengungkap, vaksin tersebut dapat melindungi penerimanya dari varian delta.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Vaksin Covid-19 Moderna dapat melindungi orang setidaknya selama enam bulan, kemungkinan bisa lebih lama, bahkan terhadap varian delta. Perlindungan terhadap varian delta hampir tidak berkurang seiring waktu, menurut temuan tim yang dipimpin National Institutes of Health.

"Level tinggi antibodi pengikat mengenali semua varian yang diuji, termasuk B.1.351 (beta) dan B.1.617.2 (delta), bertahan pada semua subjek selama periode waktu ini," kata ahli imunologi Nicole Doria-Rose dan rekan di National Institute of Allergy and Infectious Diseases, National Institutes of Health (NIH) dalam laporan yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Baca Juga

Selama enam bulan, mereka menguji darah dari 24 sukarelawan yang divaksinasi penuh pada beberapa titik waktu, yakni empat pekan setelah dosis pertama vaksin Moderna dan kemudian pada tiga titik setelah mereka dianggap divaksinasi penuh dengan dua dosis. Tim ini akan terus mencari bukti perlindungan lebih dari enam bulan.

"Pada puncak respons terhadap dosis vaksin kedua, semua individu memiliki respons terhadap semua varian," tulis tim tersebut, dikutip dari laman Fox 13 Tampa Bay, Jumat.

Dua pekan setelah dosis kedua vaksin Moderna, mereka menemukan bahwa seluruh sampel darah tampak menetralkan semua varian. Mereka menyertakan semua varian yang paling umum atau mengkhawatirkan dalam pengujian, yakni B.1.1.7 (alpha), B.1.351 (beta), P.1 (gamma), B.1.429 (epsilon), B.1.526 (iota), dan B.1.617.2 (delta).

Varian yang paling mungkin untuk menghindari perlindungan kekebalan adalah beta (B.1.351), varian yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan. Enam bulan setelah dosis kedua, lebih dari setengah sampel darah mempertahankan antibodi yang sepenuhnya menetralkan sampel varian beta.

Akan tetapi, pada enam bulan, 96 persen sampel memiliki respons antibodi penuh terhadap varian delta. Antibodi tidak menceritakan keseluruhan cerita, catat para peneliti. Seiring waktu, orang menumbuhkan sel kekebalan--yang disebut sel B dan T--yang juga melindungi tubuh dari virus.

"Individu yang menunjukkan penurunan respons imun dari waktu ke waktu cenderung memiliki sel B memori yang mampu memberikan respons anamnestik (peningkatan) terhadap varian tersebut atau berpotensi memproduksi kekebalan dengan dosis vaksin tambahan," tulis mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement